100 Hari Serangan Rusia ke Ukraina, Konflik Bersenjata Terburuk di Eropa yang Memilukan
Krisis rusia ukraina | 3 Juni 2022, 22:12 WIBJENEWA, KOMPAS.TV — Seratus hari setelah invasi Rusia ke Ukraina, perang telah menggiring dunia hampir setiap hari pada adegan memilukan: mayat sipil di jalan-jalan Bucha, gedung teater yang meledak di Mariupol, kekacauan di stasiun kereta Kramatorsk setelah serangan rudal yang dituding dilakukan Rusia.
Gambar-gambar itu hanya menunjukkan sebagian dari gambaran keseluruhan tentang konflik bersenjata terburuk di Eropa dalam beberapa dekade.
Berikut adalah beberapa angka dan statistik yang terus bergerak dan kadang-kadang tidak pasti. Statistik ini menjelaskan lebih lanjut tentang kematian, kehancuran, perpindahan, dan kekacauan ekonomi yang ditimbulkan oleh perang saat mencapai tonggak sejarah 100 hari tanpa akhir yang terlihat, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press, Jumat (3/6/2022)
Baca Juga: 100 Hari Serangan Rusia ke Ukraina, Ini Sederet Titik dalam Garis Waktu Konflik
Korban Manusia
Tidak ada yang benar-benar tahu berapa banyak kombatan atau warga sipil yang tewas, dan klaim korban oleh pejabat pemerintah baik Ukraina maupun Rusia, yang terkadang melebih-lebihkan atau mengecilkan angka mereka karena alasan hubungan masyarakat, dan hampir tidak mungkin diverifikasi.
Pejabat pemerintah, badan-badan PBB dan lain-lain yang melakukan tugas berat menghitung orang mati tidak selalu mendapatkan akses ke tempat-tempat di mana orang terbunuh.
Moskow merilis sedikit informasi tentang korban di antara pasukan dan sekutunya, namun tidak memberikan laporan kematian warga sipil di daerah-daerah di bawah kendalinya.
Di beberapa tempat, seperti kota Mariupol yang telah lama dikepung, yang berpotensi menjadi ladang pembunuhan terbesar dalam perang, pasukan Rusia dituduh berusaha menutupi kematian dan membuang mayat ke kuburan massal, mengaburkan jumlah korban secara keseluruhan.
Dengan semua peringatan itu, “setidaknya puluhan ribu” warga sipil Ukraina telah tewas sejauh ini, klaim Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy hari Kamis (2/6) dalam pidatonya kepada parlemen Luksemburg.
Baca Juga: Orang Kuat Kedua Rusia: AS Perang Lewat Proksi atas Rusia Hingga Orang Ukraina Terakhir
Di Mariupol saja, para pejabat Ukraina melaporkan lebih dari 21.000 warga sipil tewas. Sievierodonetsk, sebuah kota di wilayah timur Luhansk yang telah menjadi fokus ofensif Rusia, menyebabkan kematian langsung maupun tidak langsung sekitar 1.500 korban, menurut wali kota.
Perkiraan tersebut terdiri dari mereka yang terbunuh oleh serangan pasukan Rusia maupun Ukraina, dan mereka yang menyerah pada efek sekunder seperti kelaparan dan penyakit karena runtuhnya pasokan makanan dan layanan kesehatan.
Zelensky mengatakan minggu ini, 60 hingga 100 tentara Ukraina tewas dalam pertempuran setiap hari, dan sekitar 500 lainnya terluka.
Angka terakhir yang dirilis Rusia untuk pasukannya sendiri terjadi pada 25 Maret, ketika seorang jenderal mengatakan kepada media pemerintah bahwa 1.351 tentara telah tewas dan 3.825 terluka.
Pengamat Ukraina dan Barat mengatakan jumlah sebenarnya jauh lebih tinggi: Zelenskyy mengatakan pada hari Kamis lebih dari 30.000 prajurit Rusia tewas, “lebih banyak dari kerugian Uni Soviet dalam 10 tahun perang di Afghanistan”. Pada akhir April, pemerintah Inggris memperkirakan kerugian Rusia mencapai 15.000 tentara tewas.
Berbicara dengan syarat anonim hari Rabu untuk membahas masalah intelijen, seorang pejabat Barat mengatakan, "Rusia masih mengalami korban, tetapi ... dalam jumlah yang lebih kecil." Pejabat itu memperkirakan sekitar 40.000 tentara Rusia terluka.
Di daerah kantong separatis yang didukung Moskow di Ukraina timur, pihak berwenang melaporkan lebih dari 1.300 personil hilang dan hampir 7.500 terluka di wilayah Donetsk, bersama dengan 477 warga sipil tewas dan hampir 2.400 terluka; ditambah 29 warga sipil tewas dan 60 terluka di Luhansk.
Baca Juga: Ukraina Akui 20 Persen Wilayahnya Dikuasai Rusia, Minta Bantuan Parlemen Luksemburg
Kehancuran Harta Benda Publik maupun Pribadi
Penembakan tanpa henti, pengeboman, dan serangan udara membuat banyak wilayah kota menjadi puing-puing.
Komisi hak asasi manusia parlemen Ukraina menuding militer Rusia menghancurkan hampir 38.000 bangunan tempat tinggal, membuat sekitar 220.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Hampir 1.900 fasilitas pendidikan dari taman kanak-kanak hingga sekolah dasar hingga universitas rusak, termasuk 180 hancur total, seperti diklaim Ukraina.
Kerugian infrastruktur lainnya termasuk 300 mobil dan 50 jembatan rel, 500 pabrik dan sekitar 500 rumah sakit yang rusak, menurut pejabat Ukraina.
Organisasi Kesehatan Dunia WHO menghitung 296 serangan terhadap rumah sakit, ambulans dan pekerja medis di Ukraina tahun ini.
Pulang ke rumah
Badan pengungsi PBB UNHCR memperkirakan sekitar 6,8 juta orang pergi keluar dari Ukraina di beberapa titik selama konflik.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press