Lukisan Mona Lisa Dilempar Kue, Apakah Rusak?
Kompas dunia | 31 Mei 2022, 13:57 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Lukisan Mona Lisa dilempari kue oleh pengunjung hingga "tercoreng" krim putih pada Minggu (29/5/2022).
Dilansir dari Marca, menurut keterangan saksi, pelaku adalah seorang pria yang menyamar sebagai wanita tua menggunakan wig dan kursi roda.
Pelaku tiba-tiba berdiri dan melemparkan kue ke arah Mona Lisa. Aksi itu sontak menimbulkan kehebohan.
Apakah Mona Lisa rusak?
Meski cukup menghebohkan, namun tindakan yang dilakukan pria itu tidak merusak Mona Lisa. Lukisan yang dikerjakan Leonardo da Vinci antara 1503 dan 1519 itu masih dalam keadaan utuh, karena dilindungi kaca pengaman.
Lemparan kue itu hanya meninggalkan bekas krim pada kaca, yang dengan segera dapat dibersihkan petugas keamanan.
Baca Juga: Pria Berwig Kotori Lukisan Mona Lisa lalu Teriakkan Kata-kata Ini Sebelum Diciduk
Bukan serangan pertama pada lukisan itu
Salah satu lukisan paling terkenal di dunia, Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci, telah dirusak 4 kali: dua kali pada 1956, sekali pada 1974, dan sekali pada 2009.
Pertama kali pada 1956, bagian bawah lukisan disiram dengan asam oleh seorang perusak. Saat itu, lukisan itu dipamerkan di sebuah museum di Montauban, Perancis.
Pada Desember tahun yang sama, seorang perusak dari Bolivia melemparkan batu ke lukisan yang menyebabkan kerusakan pada cat di siku kiri Mona Lisa. Lukisan itu kemudian dipugar.
Baca Juga: Detik-detik Lukisan Mona Lisa Diolesi Kue oleh Seorang Aktivis: Ada yang Hancurkan Planet Ini
Pada April 1974, Mona Lisa dipajang di Museum Nasional Tokyo. Seorang wanita yang menggunakan kursi roda tidak senang dengan kebijakan Museum Nasional Tokyo akan kaum disabilitas.
Pada Agustus 2009, Mona Lisa akhirnya mencapai Lourve di Paris, di mana dia masih dipajang, tetapi bahkan saat itu La Gioconda masih tidak aman.
Seorang wanita Rusia yang marah melemparkan cangkir terakota ke kotak kaca anti peluru yang melindungi lukisan itu. Untungnya, lukisan itu tidak mengalami kerusakan langsung.
Penulis : Dian Septina Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV