Scholz, Macron dan Putin Bicarakan Perundingan dengan Ukraina, Krisis Pangan, dan Tawanan Perang
Krisis rusia ukraina | 29 Mei 2022, 01:05 WIBBERLIN, KOMPAS.TV - Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Prancis Emmanuel Macron hari Sabtu (28/5/2022) bertelepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Keduanya meminta Putin mengadakan negosiasi langsung yang serius dengan timpalannya dari Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Mengutip pernyataan kantor Kanselir Jerman, Straits Times melaporkan, selama percakapan 80 menit dengan Presiden Rusia, kedua pemimpin Uni Eropa itu mendesak untuk segera memberlakukan gencatan senjata dan penarikan pasukan Rusia.
Macron dan Scholz mendesak Putin melakukan negosiasi langsung yang serius dengan Presiden Ukraina dan (menemukan) solusi diplomatik untuk konflik tersebut.
Kremlin mengutip Putin mengatakan, Rusia selalu bersedia melanjutkan pembicaraan dengan Ukraina.
“Perhatian khusus diberikan pada status negosiasi yang dibekukan oleh Kiev. Presiden Vladimir Putin mengkonfirmasi keterbukaan pihak Rusia untuk melanjutkan dialog,” katanya.
Kedua pemimpin Uni Eropa juga meminta Putin membebaskan 2.500 personil militer Ukraina yang bersembunyi di dalam pabrik baja Azovstal di Mariupol dan kini menjadi tawanan pasukan Rusia.
“Presiden Republik (Prancis) dan Kanselir Jerman meminta pembebasan sekitar 2.500 pembela Azovstal yang dijadikan tawanan perang oleh pasukan Rusia,” kata kantor kepresidenan Prancis usai panggilan telepon di antara ketiga pemimpin tersebut.
Baca Juga: Kremlin Sebut Krisis Gandum Ukraina gara-gara Barat Sendiri, Tuntut Hapuskan Sanksi Isolasi
Putin memperingatkan para pemimpin Jerman dan Prancis agar tidak meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina, dengan mengatakan mereka dapat semakin mengacaukan situasi di negara pro-Barat.
Putin mengatakan kepada Macron dan Scholz, pasokan senjata ke Ukraina yang terus berlanjut adalah berbahaya. Putin juga memberi peringatan kemungkinan "risiko destabilisasi lebih lanjut dari situasi dan (akan) memperburuk krisis kemanusiaan", kata Kremlin.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Straits Times