Diplomat Senior Rusia Mundur Gara-Gara Perang Ukraina: Negara Saya Bikin Malu
Krisis rusia ukraina | 23 Mei 2022, 22:05 WIBJENEWA, KOMPAS.TV - Diplomat senior Rusia di Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Boris Bondarev, mengundurkan diri pada Senin (23/5/2022). Bondarev merujuk “perang agresif yang diluncurkan” Presiden Vladimir Putin terhadap Ukraina sebagai alasan pengunduran dirinya.
Dalam surat pengunduran dirinya, Bondarev menyebut ia malu dengan perbuatan negara yang diwakilinya, Rusia atas perang di Ukraina.
“Selama 20 tahun karier diplomatik saya, saya telah melihat perubahan-perubahan kebijakan luar negeri, tetapi saya belum pernah merasa semalu ini terhadap negara saya pada 24 Februari tahun ini (tanggal dimulainya invasi),” tulis diplomat 41 tahun itu dikutip Associated Press.
Surat pengunduran diri Bondarev ditujukan kepada Duta Besar Rusia untuk Kantor PBB di Jenewa Gennady Gatilov, lalu diteruskan ke kalangan diplomat.
Baca Juga: AS Jelaskan Alasan 5 dari 21 Negara Walk Out saat Rusia Berpidato pada Forum APEC Minggu Lalu
Boris Bondarev sendiri ditugaskan sebagai penasihat diplomatis dalam peran Rusia dalam Konferensi Pelucutan Senjata di Jenewa. Sebelumnya, ia pernah ditugaskan ke sejumlah negara seperti Kamboja dan Mongolia.
Pengunduran Bondarev ini termasuk suatu pengakuan ketidakpuasan yang langka atas invasi Rusia ke Ukraina di kalangan korps diplomatik Rusia. Pada saat bersamaan, rezim Putin disebut getol membungkam pembangkangan atau kritik terhadap keputusan invasinya di kalangan pejabat publik.
Bondarev: Tidak semua diplomat Rusia gila perang seperti Lavrov
Boris Bondarev mengaku khawatir mengenai potensi respons Moskow atas pengunduran dirinya. Hingga saat ini, ia menyebut Moskow belum memperlihatkan reaksi apa pun.
“Apa yang dilakukan pemerintahan saya saat ini tidak bisa ditoleransi. Sebagai pejabat publik, saya harus ikut memikul tanggung jawab untuk itu, dan saya tak mau melakukannya,” kata Bondarev dalam sambungan telepon bersama Associated Press, Senin (23/5/2022).
Lebih lanjut, Bondarev mengaku banyak kolega diplomat yang merasakan hal serupa, tetapi terpaksa bungkam karena takut.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press