Erdogan Berkeras Turki Tetap Keberatan Swedia dan Finlandia Jadi Anggota NATO, Kenapa?
Krisis rusia ukraina | 17 Mei 2022, 13:33 WIBSTOCKHOLM, KOMPAS.TV — Presiden Turki hari Senin, (16/5/2022) berkeras Swedia dan Finlandia tidak akan mulus begitu saja masuk NATO, mengatakan dia tidak dapat mengizinkan mereka menjadi anggota NATO karena dianggap tidak bertindak terhadap militan Kurdi di pengasingan, yang dianggap Turki sebagai organisasi teroris, seperti laporan Associated Press, Selasa, (17/5/2022).
Presiden Recep Tayyip Erdogan menegaskan komentar pekan lalu yang menunjukkan, jalan kedua negara Nordik menuju NATO tidak akan mulus. Semua 30 negara NATO saat ini harus setuju untuk membuka pintu bagi anggota baru.
Erdogan berbicara kepada wartawan hanya beberapa jam setelah Swedia memutuskan untuk mengikuti jejak Finlandia, dan mengumumkan akan mendaftar keanggotaan NATO, mengakhiri lebih dari 200 tahun kenetralan militer negara tersebut.
Erdogan keras menuduh kedua negara, Swedia dan Finlandia, menolak untuk mengekstradisi "teroris" yang diinginkan oleh negaranya.
“Tidak ada negara yang memiliki sikap terbuka dan jelas terhadap organisasi teroris,” kata Erdogan, mengacu pada kelompok militan Kurdi seperti Partai Pekerja Kurdistan yang dilarang, atau PKK.
Pejabat Swedia mengatakan mereka akan mengirim tim diplomat ke Ankara untuk membahas masalah ini, tetapi Erdogan mengatakan mereka membuang-buang waktu.
“Apakah mereka datang untuk mencoba dan meyakinkan kita? Maaf, tidak usah repot-repot," kata Erdogan. "Selama proses ini, kami tidak bisa mengatakan 'ya' untuk bergabung dengan NATO yang merupakan organisasi keamanan, kepada mereka yang menjatuhkan sanksi pada Turki."
Baca Juga: Rusia akan Merespon Bila NATO Perkuat Militer Finlandia dan Swedia, Termasuk Bom Nuklir di Kalingrad
Swedia menyambut ratusan ribu pengungsi dari Timur Tengah dalam beberapa dekade terakhir, termasuk etnis Kurdi dari Suriah, Irak dan Turki.
Keberatan Turki mengejutkan banyak pejabat Barat dan beberapa sebelumnya memiliki kesan Ankara tidak akan membiarkan masalah ini merusak ekspansi NATO.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Associated Press