> >

Dubes AS untuk Ukraina: Ancaman Kosong Putin kepada Finlandia dan Swedia Bukti Salah Perhitungan

Krisis rusia ukraina | 16 Mei 2022, 11:15 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin disebut telah membuat ancaman kosong ke Finlandia dan Swedia. Disebut pua salah perhitungan sehingga kedua negara ingin bergabung dengan NATO. (Sumber: Mikhail Metzel, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Rusia, Vladimir Putin disebut telah membuat ancaman kosong pada Finlandia dan Swedia yang ingin bergabung dengan NATO.

Hal itu diungkapkan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Ukraina, Kristina Kvien, Minggu (15/5/2022).

Kvien juga menegaskan bahwa Putin telah melakukan salah perhitungan dengan melakukan serangan ke Ukraina, sehingga Finlandia dan Swedia ingin gabung ke NATO.

Penyerangan Rusia ke Ukraina sejak 24 Februari lalu hingga saat ini masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

Baca Juga: Militer Inggris: Rusia Kehilangan Sepertiga Pasukan di Ukraina, Moskow Kehilangan Momentum

Menurut Kvien, mereka gagal menyelesaikan serangan dengan cepat setelah menemukan perlawanan dari pasukan Ukraina.

Rusia pun kemudian memilih mundur dari Kiev untuk fokus pada penyerangan ke timur Ukraina.

Akibat serangan Rusia ke Ukraina, dua tetangga negara itu, Finlandia dan Swedia memutuskan untuk bergabung dengan NATO.

Potensi itu membuat Putin marah dan mengancam kedua negara dengan kemungkinan serangan menggunakan senjata nuklir.

Putin mengungkapkan, keinginan Finlandia yang selama ini memilih netral untuk bergabung dengan NATO merupakan sebuah kesalahan.

Kremlin pun menegaskan akan melakukan langkah pembalasan jika hal itu terjadi.

Namun Kvien merasa ragu ancaman itu terbukti, karena militer Rusia sudah melemah lantaran konflik di Ukraina.

“Saya merasa itu hanyalah ancaman kosong dari Presiden Putin,” ujarnya dilansir dari Newsweek.

“Ia telah kehilangan bagian penting dari militernya, dan yang lainnya fokus ke Ukraina. Saya tak yakin ia bisa memperlihatkan ancamjan tersebut,” tambahnya.

Kvien melanjutkan, ancaman itu merupakan karakteristik Putin agar negara tetangga mengikuti keinginannya.

Baca Juga: Mengejutkan, Eks Diplomat China Sebut Kekalahan Rusia di Ukraina Hanya Menunggu Waktu

Tetapi ia merasa Putin akan gagal mencoba menghentikan negara tetangganya bergabung dengan NATO, seperti gagalnya meraih tujuan perang di Ukraina.

Sang duta besar menjelaskan, perang di Ukraina yang mendorong Finlandia dan Swedia berpikir bergabung dengan NATO memperkuat koalisi yang ada.

“Bukan hanya ia (Putin) yang memperkuatnya, tetapi ia yang membawa (NATO) mendekat ke perbatasannya, sesuatu yang selama ini tak diingankannya,” tutur Kvien.

“Jadi, saya hanya akan mengatakan bahwa keinginan Finlandia dan Swedia bergabung adalah contoh lain dari salah perhitungan strategis yang Putin lakukan saat menyerang Ukraina,” tambahnya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya

Sumber : Newsweek


TERBARU