Serangkaian Ledakan Terjadi di Afghanistan Menargetkan Kaum Syiah, 10 Tewas dan Puluhan Luka Berat
Kompas dunia | 21 April 2022, 20:17 WIBKABUL, KOMPAS.TV - Serangkaian ledakan di Afghanistan menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai puluhan lainnya, menurut polisi dan pejabat rumah sakit, seperti laporan Associated Press, Kamis (21/4/2022).
Belum ada yang mengeklaim bertanggung jawab atas ledakan mematikan itu, namun sasaran serangan adalah minoritas Muslim Syiah di Afghanistan. Sementara serangan yang terjadi memiliki semua ciri afiliasi ISIS di Afghanistan yang dikenal sebagai ISIS Khorasan, atau IS-K.
Yang terburuk dari tiga serangan terjadi di Mazar-e-Sharif utara, di mana setidaknya 10 orang tewas saat mereka sedang rukuk, kata Dr Ghawsuddin Anwari, kepala rumah sakit utama di utara Mazar-e-Sharif. Sebanyak 40 orang lainnya luka berat yang kemudian dibawa dengan ambulans dan mobil-mobil pribadi ke rumah sakit.
Ledakan di masjid Sai Doken di utara Mazar-e-Sharif terjadi saat umat Islam menandai bulan suci Ramadan.
Sebelumnya, di Ibu Kota Kabul, sebuah bom pinggir jalan meledak dan melukai dua anak kecil. Bom itu juga menargetkan minoritas Syiah Afghanistan, menyerang kawasan Dasht-e-Barchi di Kabul, yang didominasi oleh minoritas Muslim Syiah Afghanistan.
Dua hari sebelumnya di daerah yang sama, beberapa ledakan yang menargetkan lembaga pendidikan menewaskan sedikitnya enam orang, kebanyakan anak-anak, dan melukai 17 lainnya.
Ledakan ketiga terjadi di utara Provinsi Kunduz, menghantam sebuah kendaraan yang membawa mekanik yang dikontrak oleh Taliban yang berkuasa, menurut Matiullah Rohani, Kepala Informasi dan Budaya Provinsi Kunduz.
Baca Juga: Serangan Lintas Perbatasan Militer Pakistan, Korban Tewas Jadi 47 Warga Sipil Afghanistan
Serangkaian ledakan mematikan hari Kamis terjadi setelah berbulan-bulan relatif tenang di Afghanistan dan setelah tindakan keras terhadap IS-K oleh penguasa Taliban di negara itu pada bulan-bulan pertama usai mereka merebut kekuasaan.
Afiliasi ISIS, yang beroperasi di Afghanistan sejak 2014, dipandang sebagai tantangan keamanan terbesar yang dihadapi penguasa Taliban di negara itu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press