> >

Jerman Ngaku Stok Bantuan Militer Menipis dan Enggan Kirim Senjata Berat, Ukraina Kecewa

Krisis rusia ukraina | 21 April 2022, 00:00 WIB
Seorang tentara Ukraina memeriksa tank Rusia yang ditinggalkan di Desa Moshchun, pinggiran Kiev, Selasa (19/4/2022). Duta Besar Ukraina untuk Jerman, Andriy Melnyk mengkritik pemerintahan Kanselir Olaf Scholz yang enggan mengirim senjata berat untuk menghalau invasi Rusia. (Sumber: Efrem Lukatsky/Associated Press)

BERLIN, KOMPAS.TV - Duta Besar Ukraina untuk Jerman Andriy Melnyk mengkritik pemerintahan Kanselir Olaf Scholz yang enggan mengirim senjata berat untuk menghalau invasi Rusia.

Pada Rabu (20/4/2022), Melnyk menyebut komentar Schlolz disambut di Kiev dengan “kekecewaan besar dan kegetiran.”

Sebelumnya, Scholz mengaku Jerman hampir kehabisan stok bantuan militer untuk dikirim ke Ukraina.

Kanslir yang terpilih pada Desember 2021 lalu ini pun hendak mengalihkan bantuan dengan membelikan Ukraina daftar senjata yang telah dipilihkan Kementerian Pertahanan Jerman.

Scholz menjanjikan bantuan militer lagi kendati stok dalam negeri menipis. Ia enggan menjabarkan sistem persenjataan apa yang akan dikirim dan justru menyarankan negara-negara NATO di Eropa Timur untuk mengirimkan lebih banyak perlengkapan era Uni Soviet ke Ukraina.

Baca Juga: Ukraina Akhirnya Dapat Bantuan Jet Tempur dari Barat

Melnyk mengaku berterima kasih kepada Scholz atas komitmen mengirim bantuan militer lebih lanjut. Namun, ia mempertanyakan klaim bahwa Jerman sudah tidak bisa mengirimkan senjata dari pasokannya sendiri.

Melnyk menyebut, Jerman memililki sekitar 100 kendaraan tempur Marder yang selama ini dipakai latihan yang bisa dikirimkan segera ke Ukraina.

Akan tetapi, juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman, Arne Collatz menjawab Melnyk dengan mengatakan bahwa kendaraan-kendaraan itu dibutuhkan untuk penerjunan ke wilayah timur NATO dan untuk latihan.

Selama ini, berbagai pihak mendesak Jerman untuk mengirimkan langsung persenjataan berat seperti tank. Namun, Berlin enggan memenuhi permintaan tersebut.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU