Rusia Protes Resmi ke AS Atas Pengiriman Senjata ke Ukraina, Peringatkan Konsekuensi Tak Terduga
Krisis rusia ukraina | 16 April 2022, 09:39 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Rusia melakukan protes resmi ke Amerika Serikat (AS) atas pengiriman senjata ke Ukraina yang tengah berlangsung.
Pemerintahan Presiden Vladimir Putin pun mengirimkan catatan diplomatik ke Departemen Luar Negeri AS.
Pada surat tersebut, Rusia memperingatkan konsekuensi tak terduga jika dukungan pemberian senjata ke Ukraina terus dilakukan.
Hal itu diungkapkan oleh dua pejabat AS dan sumber lainnya yang mengetahui mengenai dokumen itu, Jumat (15/4/2022).
Baca Juga: Mengejutkan, Intelijen AS Tak Dukung Tuduhan Biden Bahwa Putin Lakukan Genosida di Ukraina
Catatan diplomatik tersebut dikirim pada awal pekan ini saat AS mengumumkan bersiap mengirimkan paket bantuan militer senilai 800 juta dolar AS atau setara Rp11 triliun ke Ukraina.
Pada bantuan itu, AS untuk pertama kalinya setuju memberi Kiev jenis senjata berkemampuan tinggi, yang oleh pejabat pemerintahan Biden pekan lalu dipandang sebagai risiko eskalasi yang terlalu besar.
Termasuk di antaranya adalah 11 helikopter Mi-17, 18 Meriam Howitzer 155mm dan 300 drone Switchblade.
Dikutip dari CNN, sumber yang familiar dengan catatan diplomatik Rusia, mengatakan protes Moskow terhadap pengiriman itu memang sudah diperkirakan.
Selain itu, masih belum jelas apakah itu berarti Rusia akan melakukan perubahan sikap.
Tetapi sumber itu meyakini bahwa catatan diplomatik tersebut bisa menjadi sinyal dari agresivitas Rusia melawan AS dan NATO, saat perang di Ukraina masih berlanjut.
Baca Juga: Istri Sekutu Putin yang Ditahan Ukraina Sebut Suaminya Dipukuli saat Interogasi
Salah satu pejabat pemerintahan mengatakan catatan diplomatik itu menandakan betapa efektifnya pengiriman senjata AS ke Ukraina.
Pejabat itu mengungkapkan Rusia juga memiliki kekhawatiran terhadap pengumuman pengiriman senjata AS terakhir, yang termasuk di dalamnya senjata beart dan canggih.
Pejabat pemerintahan Biden lainnya percaya protes resmi tersebut menunjukkan bahwa Rusia terluka.
Ia mengatakan Rusia tak akan mengirimkan pesan jika mereka merasa memiliki kekuatan di medan pertempuran.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : CNN