> >

Dugaan Pemerkosaan di Bucha Ukraina: 25 Perempuan Disekap dan Diperkosa Tentara Rusia

Krisis rusia ukraina | 13 April 2022, 05:15 WIB
Ilustrasi. Petugas memeriksa mayat seorang tentara Ukraina yang baru dikeluarkan dari kuburan massal di Bucha, pinggiran Kiev, Senin (11/4/2022). Dugaan kekerasan seksual oleh tentara Rusia selama menguasai Bucha terus bermunculan belakangan ini. (Sumber: Rodrigo Abd/Associated Press)

KIEV, KOMPAS.TV - Dugaan kekerasan seksual oleh tentara Rusia selama menguasai Bucha, daerah pinggiran Kiev, Ukraina terus bermunculan belakangan ini.

Komisaris Ombudsman Hak Asasi Manusia Ukraina Lyudmyla Denisova mengaku tengah mendokumentasikan beberapa kasus pemerkosaan serta kekerasan seksual lain.

Sebagaimana diwartakan BBC, Selasa (12/4/2022), salah satu laporan kasus yang sampai ke meja Denisova adalah dugaan perbudakan seksual di sebuah rumah di Bucha.

Denisova menyebut sekelompok tentara Rusia menyekap 25 perempuan Ukraina di sebuah rubanah, lalu memperkosa mereka berkali-kali. Sebagian korban masih di bawah umur.

“Sekitar 25 gadis dan wanita berusia 14 hingga 24 tahun diperkosa secara sistematis selama pendudukan di ruang bawah tanah sebuah rumah di Bucha. Sembilan di antaranya hamil,” kata Denisova dikutip BBC.

“Tentara Rusia mengatakan kepada mereka bahwa mereka akan diperkosa hingga tidak mau lagi melakukan kontak seksual dengan pria mana pun, untuk mencegah mereka melahirkan bayi Ukraina,” sambungnya.

Baca Juga: Dugaan Perkosaan Rusia Dibahas di DK PBB, Aktivis HAM Tuduh Rusia Memperkosa sebagai Senjata Perang

Selain itu, Denisova menyampaikan ada satu laporan yang menyebut seorang perempuan 16 tahun diperkosa di jalanan. Kakak perempuan itu dipaksa menonton pemerkosaan.

“Seorang wanita 25 tahun memanggil kami dan memberi tahu bahwa adiknya yang berusia 16 tahun diperkosa di jalanana di depan matanya sendiri. Katanya, mereka berteriak ‘Ini akan terjadi ke setiap pelacur Nazi’ selama mereka memperkosa adiknya,” tutur Denisova.

Denisova sendiri mengaku skala kekerasan seksual selama pendudukan Rusia belum bisa diketahui sepenuhnya. Ia menyebut tidak semua korban mau bicara.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : BBC


TERBARU