Putin Sebut Rusia Tak Mempan Diisolasi, Tegaskan Serangan ke Ukraina demi Jamin Keamanan Negara
Krisis rusia ukraina | 12 April 2022, 20:25 WIBVOSTOCHNY, KOMPAS.TV - Presiden Vladimir Putin mengatakan, aksi militer Rusia di Ukraina bertujuan untuk menjamin keamanan Rusia. Ia berjanji tujuan itu akan tercapai.
Selain itu, Putin menjamin Rusia tidak akan mempan dan bisa diisolasi. Ia juga memastikan Rusia akan bekerja dengan negara yang ingin bekerja sama, seperti laporan Associated Press, Selasa (12/4/2022).
Putin mengatakan hal itu dalam kunjungan ke fasilitas peluncuran ruang angkasa Vostochny di Timur Jauh Rusia bersama Presiden Belarus Alexander Lukashenko.
Putin berpendapat, "kami tidak punya pilihan lain" dan mengatakan bahwa "tidak ada keraguan bahwa kami akan mencapai tujuan kami."
"Tujuan utamanya adalah untuk membantu rakyat di Donbass, rakyat di republik Donbass, yang kita akui (kemerdekaannya). Kita terpaksa melakukan ini, hanya karena, sayangnya, otoritas Kiev, yang ditekan Barat, menolak untuk mematuhi perjanjian Minsk," kata Putin selama percakapan dengan karyawan kosmodrom Vostochny seperti dilaporkan RIA Novosti, Selasa, (12/4/2022).
Baca Juga: Biden Desak PM india Narendra Modi Tak Tambah Pembelian Minyak Rusia, Bagaimana Responsnya?
Presiden Rusia juga mengatakan alasan negaranya "tidak akan diisolasi". Ini, kata Putin, karena Rusia tidak memiliki niat untuk mengisolasi dirinya sendiri dan kekuatan asing juga tidak akan berhasil melakukannya.
"Kita tidak akan diisolasi. Tidak ada yang bisa diisolasi di dunia modern. Apalagi, tidak mungkin dilakukan dengan negara sebesar Rusia. Karena itu, kita akan bekerja sama dengan mitra yang ingin bekerja sama," ujarnya percaya diri.
Kunjungan Putin ke Vostochny jadi perjalanan pertamanya yang diketahui di luar Moskow sejak Rusia melancarkan aksi militer di Ukraina pada 24 Februari.
Dia mengunjungi fasilitas luar angkasa dengan sekutu dekatnya, Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press/RIA Novosti