Begini Sengitnya Persaingan Menuju Putaran 2 Pemilu Memperebutkan Kursi Presiden Prancis
Kompas dunia | 12 April 2022, 06:25 WIBPARIS, KOMPAS.TV - Presiden Emmanuel Macron dan saingan sayap kanan Marine Le Pen akan bertarung memperebutkan kursi kepresidenan dalam pengulangan putaran kedua pilpres 2017, tetapi hasil putaran pertama menunjukkan dinamika yang berubah dalam politik dan masyarakat Prancis, seperti laporan France24, Senin (11/4/2022)
Seperti dikutip dari France24, ada lima hal terlihat dari hasil putaran pertama, yang merupakan kekecewaan berat bagi beberapa saingan Macron tetapi juga memiliki aspek yang tidak nyaman bagi presiden meskipun jajak pendapat memberinya keunggulan untuk putaran kedua pada 24 April.
Macron Presiden Prancis termuda namun ditinggal pemilih muda
Untuk seorang presiden yang baru berusia 44 tahun dan mulai menjabat pada 2017 sebagai pemimpin modern termuda Prancis, sangat mengejutkan ternyata Macron tertinggal di antara pemilih muda pada hari Minggu.
Lebih dari sepertiga antara 34,8 - 36 persen pemilih berusia 18 hingga 24 memilih kandidat posisi ketiga penghitungan suara yang berasal dari sayap paling kiri, Jean-Luc Melenchon pada putaran pertama, sementara Macron hanya meraih 21 - 24,3 persen suara dari pemilih kelompok usia tersebut, menurut survei oleh Harris Interaktif dan Ifop.
Di antara kelompok usia 25-34, Macron bernasib lebih buruk, dengan hanya 19,3 - 21 persen mendukung petahana, di belakang Le Pen dan Melenchon.
"Ini fenomena generasi," kata ketua partai Macron di parlemen, Christophe Castaner, kepada televisi BFM, seraya menambahkan dirinya berharap kaum muda akan "dimobilisasi" oleh isu-isu lingkungan. Namun, survei menunjukkan di antara generasi tertua, Macron sejauh ini adalah kandidat paling populer.
Baca Juga: Serba-serbi Pilpres Prancis Hari Ini: Gunakan Kertas Suara, Hadir Langsung, dan Dihitung Manual
Pemilih Prancis terbelah dua, bahkan secara geografis
Peta pemilihan putaran pertama Prancis menunjukkan perpecahan geografis yang mencolok, dengan Le Pen berada di posisi teratas di kawasan industri utara negara itu dan di pantai Mediterania, di mana sayap kanan mengandalkan dukungan dari banyak orang yang disebut "pied-noirs" atau pemilih orang Prancis yang lahir di Aljazair di bawah kekuasaan kolonial beserta keluarga mereka.
Sebaliknya, Macron keluar sebagai yang teratas di sebagian besar wilayah bagian barat Prancis yang relatif makmur serta wilayah tengah dan timur di perbatasan Swiss dan Jerman.
Melenchon juara di beberapa wilayah di Paris dan sekitarnya, dan di wilayah seberang laut Prancis di Karibia.
Seraya mengakui kebutuhan untuk menemukan ceruk dukungan baru di pemungutan suara putaran kedua, Macron hari Minggu mengunjungi Denain, sebuah kota kecil di sabuk utara Prancis, di mana ia berada di urutan ketiga pada hari Minggu di belakang Le Pen dan Melenchon.
Kubu Sayap Kiri kehilangan kesempatan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/France24