Prancis Hari ini Gelar Pilpres, Inilah Jajaran Kandidat Presiden Utama
Kompas dunia | 10 April 2022, 17:48 WIBPARIS, KOMPAS.TV — Pemilihan Presiden (Pilpres) Prancis putaran pertama berlangsung sungguh sengit. Kandidat terdepan, petahana berhaluan tengah, Emmanuel Macron, akan bersaing dengan sebelas penantang berhaluan paling ujung kiri hingga paling ujung kanan.
Dua kandidat teratas di putaran pertama pada Minggu (10/4/2022) berhak lolos ke putaran kedua pada 24 April mendatang.
Berikut ini adalah janji-janji kampanye pada kandidat presiden Pransic utama.
Baca Juga: Prancis Panggil Dubes Rusia Gegara Tersinggung dengan Kartun
EMMANUEL MACRON, 44, petahana berhaluan tengah, ketua partai La République En Marche! atau Republic on the Move
Untuk perkara Ukraina, Macron berada di garis depan pembicaraan internasional untuk mendukung Ukraina di tengah perang dan menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
Macron berjanji untuk terus memperkuat militer Prancis dan “secara signifikan” memperkuat kapasitas dan kerja sama angkatan bersenjata Eropa.
Untuk bidang ekonomi, Macron menjanjikan "pekerjaan penuh," setelah tingkat pengangguran menurun selama masa jabatannya pada 2017-2022 ke level terendah dalam satu generasi.
Dia ingin secara bertahap menaikkan usia pensiun dari 62 menjadi 65 dan meningkatkan pensiun bulanan minimum.
Di sektor energi, Macron berjanji membangun enam reaktor nuklir generasi baru, mengembangkan energi matahari dan pembangkit listrik tenaga angin di laut.
Di bidang Imigrasi, Macron mendorong untuk memperkuat perbatasan eksternal kawasan bebas paspor Eropa dan menciptakan kekuatan baru untuk mengontrol perbatasan nasional dengan lebih baik.
Macron bersumpah mempercepat pemrosesan permohonan suaka dan izin tinggal dan mendeportasi mereka yang tidak memenuhi syarat.
Baca Juga: Pembicaraannya dengan Putin Disebut Seperti Bernegosiasi dengan Hitler, Macron pun Berang
MARINE LE PEN, 53, ketua sayap kanan partai National Rally
Untuk perkara Ukraina, Marine Le Pen menjalin hubungan dengan Moskow, menerima pinjaman 9 juta euro dari bank Rusia pada tahun 2014 dan bertemu dengan Putin pada 2017.
Le Pen mengakui invasi Rusia ke Ukraina "sebagian" mengubah pandangannya tentang Putin, dengan mengatakan dia "keliru."
Dia mengatakan mendukung orang-orang Ukraina dan pengungsi harus disambut.
Di bidang Imigrasi, rencana Le Pen termasuk mengakhiri kebijakan reunifikasi keluarga, membatasi manfaat sosial hanya untuk orang Prancis, dan mendeportasi orang asing yang tetap menganggur selama lebih dari setahun dan migran lain yang masuk secara ilegal.
Untuk sektor ekonomi dan energi, Le Pen berjanji memotong pajak energi dan barang-barang penting, ingin mempertahankan usia pensiun minimum pada 62 tahun dan menaikkan uang pensiun minimum.
Le Pen bersumpah untuk membongkar pembangkit listrik tenaga angin dan berinvestasi dalam energi nuklir dan air.
Pada kebijakan terkait muslim, Le Pen menjanjikan undang-undang yang melarang muslim menggunakan jilbab di semua tempat umum, dan melarang acara dan pengumpulan dana yang dianggap menyebarkan “Islamisme.”
Baca Juga: Macron Minta Semua Jaga Adab karena Eropa Ingin Akhiri Perang Rusia-Ukraina Tanpa Perang Baru
JEAN-LUC MELENCHON, 70, paling kiri, dari partai La France Insoumise
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Associated Press