Kesaksian Warga Sipil Bucha Ukraina saat Hadapi Tentara Rusia
Krisis rusia ukraina | 10 April 2022, 07:47 WIB“Di jalan ini kami baik-baik saja,” kata Mykola, mengingat saat pendudukan tentara Rusia.
Di Bucha, kata Babak, semuanya relatif.
“Mereka tidak menembak siapa pun yang keluar dari rumah mereka. Di jalan berikutnya, mereka melakukannya.”
Baca Juga: Tentara Rusia Terekam Bicarakan Pembantaian di Bucha Ukraina, Hasil Sadapan Intelijen Jerman
Berjalan melalui Bucha, The Associated Press bertemu dengan setidaknya 24 warga sipil saksi pendudukan tentara Rusia.
Hampir semua orang mengatakan mereka melihat sesosok mayat, terkadang beberapa mayat. Warga sipil terbunuh, kebanyakan laki-laki, kadang-kadang diambil secara acak lalu dibunuh.
Banyak warga sipil, termasuk orang tua, mengatakan mereka sendiri diancam.
Pertanyaan yang ingin dijawab oleh para penyintas, penyelidik, dan dunia adalah: KENAPA? .
Ukraina mengalami kengerian Mariupol, Kharkiv, Chernihiv dan Irpin. Tapi gambar dari kota ini, Bucha, yang cuma satu jam perjalanan dari Kiev, telah menyulut kesadaran global tidak seperti peristiwa yang lain.
Walikota Anatoliy Fedoruk mengatakan, jumlah warga sipil yang tewas adalah 320 orang pada hari Rabu (6/4) lalu.
Baca Juga: Zelensky Ungkap Kengerian di Borodyanka, Disebut Lebih Menyeramkan Ketimbang Bucha
“Ini jelas terlihat, sangat, sangat disengaja. Tetapi sulit untuk mengetahui motivasi apa lagi di balik ini,” kata seorang pejabat senior pertahanan Amerika Serikat minggu ini, berbicara dengan syarat anonim karena membahas asemen militer.
Penduduk Bucha, saat mereka keluar dari rumah dan ruang bawah tanah tempat perlindungan yang dingin, menawarkan sebuah teori.
Beberapa percaya, Rusia tidak siap untuk pertarungan yang panjang atau Rusia memiliki tentara yang tidak disiplin di antara mereka.
Beberapa lainnya juga percaya penargetan dari rumah ke rumah terhadap laki-laki yang lebih muda adalah perburuan bagi mereka yang berperang melawan Rusia dalam beberapa tahun terakhir di Ukraina timur yang dikuasai separatis dan diberikan perumahan di kota itu.
Pada akhirnya, setiap bagian dari disiplin militer tentara Rusia runtuh; granat dilemparkan ke ruang bawah tanah, mayat dibuang ke sumur.
Wanita berusia 70-an diberitahu untuk tidak mengeluarkan kepala mereka dari rumah atau mereka akan dibunuh.
“Jika kamu meninggalkan rumah, aku akan mematuhi perintah, dan kamu tahu apa perintahnya. Saya akan membakar rumah kamu,” kata Tetyana Petrovskaya mengenang ucapan seorang tentara Rusia.
Pada awalnya, Rusia berperilaku dengan adab yang baik, kata Nataliya Aleksandrova, 63 tahun.
"Mereka bilang mereka akan ada selama tiga hari."
Baca Juga: Soal Dugaaan Pembantaian Bucha, Indonesia Dukung PBB Bentuk Tim Investigasi
Kemudian mereka kelaparan. Mereka menjadi kedinginan. Mereka mulai menjarah. Mereka menembaki layar TV tanpa alasan. Mereka khawatir ada mata-mata di antara orang-orang Ukraina.
Aleksandrova mengatakan, keponakannya ditahan pada 7 Maret setelah terlihat merekam tank yang hancur dengan telepon genggamnya.
Empat hari kemudian, keponakannya ditemukan di ruang bawah tanah, dengan luka tembak di telinga.
Beberapa hari kemudian, mengira Rusia sudah pergi, Aleksandrova dan seorang tetangga menyelinap keluar untuk menutup rumah-rumah terdekat untuk melindungi mereka dari penjarahan.
Rusia menangkap mereka dan membawa mereka ke ruang bawah tanah.
"Mereka bertanya kepada kami, 'Jenis kematian apa yang Anda sukai, lambat atau cepat?' Granat atau senapan?" Mereka diberi waktu 30 detik untuk memutuskan.
Tiba-tiba para prajurit itu dipanggil, meninggalkan Aleksandrova dan tetangganya yang terguncang berat tetapi masih hidup.
Rusia menjadi putus asa ketika menjadi jelas bahwa mereka tidak akan bisa menyerbu ke Kiev, kata Sergei Radetskiy, seorang warga Bucha. Setelah itu prajurit Rusia hanya memikirkan cara menjarah dan keluar dari Bucha.
"Mereka merasa perlu membunuh seseorang," katanya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press