> >

Pengakuan Pegawai Chernobyl saat Disandera Tentara Rusia, Ketakutan Terjadinya Bencana Nuklir

Krisis rusia ukraina | 9 April 2022, 14:41 WIB
Panorama kota hantu Pripyat dengan konstruksi pelindung reaktor nuklir Chernobyl yang meledak 35 tahun lalu di latar belakang, di Ukraina, 15 April 2021. Pada Kamis (24/2/2022), pasukan Rusia dilaporkan telah memasuki area dekat pembangkit nuklir Chernobyl dan berupaya merebutnya. (Sumber: AP Photo, File)

KIEV, KOMPAS.TV - Para pegawai Chernobyl yang sempat disandera tentara Rusia mengungkapkan apa yang mereka alami.

Mereka ternyata ketakutan akan terjadinya bencana nuklir karena pasukan Rusia menyulitkan mereka untuk bekerja.

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl menjadi salah satu tempat yang diduduki pasukan Rusia saat pertama kali menyerang Ukraina, 24 Februari lalu.

Sekitar 170 pasukan Ukraina yang menjaga PLTN itu kemudian ditahan dan ditempatkan di ruang bawah tanah.

Baca Juga: Putin Ganti Komandan Serangan Rusia ke Ukraina, Kini Dipimpin Jenderal yang Bertugas di Suriah

Para insinyur, penanggung jawab dan staf teknis meski disandera terus diizinkan bekerja.

Kemudian pada dua hari berikutnya, tim dari badan energi atom Rusia, Rosatom didatangkan.

Staf Chernobyl sangat ingin mengontrol pemeliharaan pabrik.

Meski bukan pembangkit listrik aktif, limbah radioaktif tetap disimpan di lokasi yang menjadi tempat bencana nuklir terburuk di dunia.

Menurut penanggung jawab keamanan radiasi dari PLTN Chernobyl, Oleksandr Lobada, para tentara Rusia terus bertanya mengenai bagaimana fasilitas itu bekerja.

“Mereka menginginkan informasi mengenai semua prosedur, dokumen dan operasional. Saya takut karena mereka menanyakannya secara konstans dan kadang memaksa,” ujarnya dilansir dari BBC.

Baca Juga: Finlandia Ingin Gabung NATO, Pesawat Rusia Langsung Lakukan Pelanggaran Udara, Bukti Ancaman?

Sementara itu, Insinyur Valeriy Semonov mengungkapkan bagaimana pasukan Rusia selalu membatasi mereka.

Ia menegaskan hal yang paling ditakutkannya adalah kembali terjadinya bencana nuklir seperti 1986, apalagi listrik di pembangkit tersebut sempat mati selama tiga hari.

Valeriy bahkan menegaskan dirinya sampai harus mencuri bensin dari Rusia agar generator mereka tetap bisa berjalan, sehingga bencana bisa terhindarkan.

“Jika kami kehilangan listrik, maka itu akan menjadi bencana. Material radioaktif bisa keluar. Skala dari itu, Anda bisa membayangkannya,” ujar Valeriy.

Baca Juga: AS Sebut Klaim Rusia Tak Terlibat Serangan Rudal ke Stasiun Kereta Api Ukraina Tidak Meyakinkan

“Saya tak takut mengenai nyawa saya. Saya hanya takut atas apa yang bisa terjadi jika saya tak memperhatikan PLTN. Saya merasa yakut akan terjadi tragedy bagi kemanusiaan,” tambahnya.

Area di belakang PLTN dikenal sebagai Hutan Merah, yang merupakan salah satu tempat yang paling banyak dipenuhi radioaktif di bumi.

Rusia sendiri kemudian mundur dari wilayah tersebut, dan saat ini PLTN Chernobyl.

Menurut Energoatom, Badan Nuklir Ukraina, para prajurit Rusia terpapar oleh dosis signifikan dari radiasi.

Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada

Sumber : BBC


TERBARU