> >

Gawat, Australia Percepat Pembelian Rudal Serang Berjarak Tembak 900 KM

Kompas dunia | 5 April 2022, 20:26 WIB
Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton berdiri di samping rudal anti-kapal di Sydney, Selasa, 5 April 2022. Australia mempercepat rencana untuk membeli rudal serang jarak jauh beberapa tahun lebih cepat dari jadwal karena meningkatnya ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia dan China. (Sumber: Dan Himbrechts/AAP Image via AP)

Berdasarkan ketentuan dalam pakta tersebut, China dapat mengirim personel militer ke pulau-pulau Pasifik Selatan untuk membantu menjaga ketertiban dan untuk alasan lain.

Pakta itu juga mengizinkan China mengirim kapal perang ke Kepulauan Solomon untuk persinggahan dan untuk mengisi kembali persediaan, yang menimbulkan spekulasi tentang kemungkinan pangkalan angkatan laut China di sana.

China membantah mencari pijakan militer di pulau-pulau itu dan menuduh negara lain meningkatkan ketegangan.

Baca Juga: Australia Umumkan Akan Bangun Pangkalan Singgah Kapal Selam Nuklir Amerika Serikat dan Inggris

NSM atau Naval Strike Missile buatan Kongsberg ini adalah rudal serang anti kapal dan serang darat buatan Norwegia, berjarak tembak minimal 250 km. Australia mempercepat pembelian rudal udara-darat dan rudal anti-kapal menyusul perubahan persepsi ancaman dari China dan Rusia. Indonesia juga dikabarkan tertarik memperkuat kapal serbu cepat kelas Klewang dengan Rudal NSM ini. (Sumber: US Navy)

Komandan Armada Pasifik AS Samuel Paparo mengatakan kepada wartawan di Washington hari Senin, pakta Solomon-China “sangat memprihatinkan.”

"Tidak diragukan lagi, saya khawatir ... dan ini menjadi perhatian semua mitra kami di seluruh Pasifik barat dan terutama Australia dan Selandia Baru," kata Paparo kepada Australian Broadcasting Corp.

Anne-Marie Brady, rekan di Woodrow Wilson Center di Washington dan profesor politik di University of Canterbury di Selandia Baru mengatakan kekuatan musuh yang mengendalikan Kepulauan Solomon akan berdampak langsung pada jalur laut yang menghubungkan negara-negara Pasifik Selatan.

“Tidak ada pembenaran bagi China untuk membangun kehadiran militer di Kepulauan Solomon,” kata Brady.

“Ini dimaksudkan untuk memutuskan Australia dan Selandia Baru dari dukungan militer AS. ... Ini adalah ancaman langsung dan jangka panjang,” tambahnya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU