> >

Lavrov Tanggapi Biden: Nurani Politisi AS Tidak Baik-Baik Saja, Merujuk Irak, Libya, dan Suriah

Krisis rusia ukraina | 5 April 2022, 02:52 WIB
Menlu Rusia Sergei Lavrov di Moskow hari Senin, (4/4/2022) mengatakan politisi AS tidak sedang baik-baik saja dengan hati nurani mereka, merujuk ucapan tentang Putin dan peristiwa seperti invasi ke Irak, penghancuran Libya, dan penyerbuan ke Suriah oleh Amerika Serikat, menanggapi ucapan presiden AS Joe Biden untuk menyeret Vladimir Putin ke pengadilan kejahatan perang internasional. (Sumber: RIA Novosti)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menganggap banyak politisi Amerika Serikat (AS) 'tidak baik-baik saja' dengan nurani mereka.

Lavrov merujuk pada invasi AS ke Irak, penghancuran Libya, dan bersama NATO menyerbu Suriah, seperti laporan RIA Novosti, Senin (4/4/2022).

Itu diucapkan Lavrov menanggapi ucapan Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang pada Senin (4/4/2022) menyerukan agar Presiden Rusia Vladimir Putin diseret ke pengadilan kejahatan perang.

"Pertama-tama, tentang fakta bahwa banyak politisi Amerika yang berdiri di awal perang Irak dengan dalih yang kita kenal bersama (senjata pemusnah massal), menghancurkan Libya, dan bersama mitra NATO menginvasi Suriah, menunjukkan para politisi ini tidak baik-baik saja dengan hati nurani mereka," kata Lavrov menjawab pertanyaan wartawan.

Lavrov juga menekankan, "kami terutama tertarik pada bagaimana orang-orang Rusia melihat situasi ini, dan pada situasi lainnya."

Biden kerap membuat pernyataan tidak diplomatis tentang Putin belakangan ini.

Pada kunjungan ke kamp pengungsi Ukraina di perbatasan Polandia dan Ukraina, seorang wartawan bertanya ke Joe Biden pendapatnya tentang Putin dalam konteks peristiwa yang terjadi di Ukraina.

"Dia seorang tukang jagal, itulah yang saya pikirkan," jawab Biden singkat. Sebuah klip video pernyataannya diterbitkan oleh CNN.

Sebelumnya, Biden dua kali mengatakan dia menganggap presiden Rusia sebagai "penjahat perang".

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov menyebut retorika seperti itu tidak dapat diterima dan tidak dapat dimaafkan di tingkat kepala negara Amerika Serikat, terutama memperhatikan bom (Amerika Serikat) yang menewaskan ratusan ribu orang di seluruh dunia.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV/RIA Novosti/Associated Press


TERBARU