Menlu China dan Rusia Kutuk Sanksi Barat atas Moskow, Tegaskan Kerja Sama Tak Terbatas
Krisis rusia ukraina | 30 Maret 2022, 20:06 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - Menteri luar negeri (menlu) dari Rusia dan China secara bersama mengutuk sanksi Barat yang ilegal dan kontraproduktif terhadap Moskow terkait invasi di Ukraina, Rabu (30/3/2022). Hal itu diungkapkan kementerian luar negeri Rusia dalam sebuah pernyataan.
Melansir Straits Times, Menlu China Wang Yi mengadakan pembicaraan dengan sejawatnya dari Rusia, Sergey Lavrov, di Anhui, China timur. Di lokasi ini, China akan menjadi tuan rumah pada pertemuan mendatang yang membahas Afghanistan selama dua hari.
Pertemuan Wang dan Lavrov itu berlangsung lebih dari satu bulan setelah Rusia mengerahkan puluhan ribu tentara ke Ukraina. Invasi yang disebut Rusia sebagai 'operasi militer khusus' itu langsung memicu sanksi Barat dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Makin terisolasi dari sistem keuangan global dan rantai pasokan, Rusia berupaya mencari dukungan dan kemitraan ke China.
"Para menteri memiliki pertukaran pandangan yang menyeluruh tentang situasi di sekitar Ukraina. Menlu Rusia memberi tahu mitranya dari China tentang kemajuan operasi militer khusus dan dinamika proses negosiasi dengan rezim Kiev," kata Kementerian Luar Negeri Rusia.
Baca Juga: China: Barat Terapkan Standar Ganda atas Hak Asasi Manusia, Itu Tidak Bisa Diterima
"Para pihak mencatat sifat kontraproduktif dari sanksi sepihak ilegal yang dikenakan pada Rusia oleh Amerika Serikat dan 'satelit'-nya," imbuh pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia merujuk pada sejumlah negara sekutu AS.
Lebih lanjut, kedua menteri sepakat bahwa Rusia dan China akan terus memperkuat kemitraan strategis mereka dan berbicara tentang urusan global "dengan suara bersatu".
“Disepakati untuk lebih memperkuat koordinasi kebijakan luar negeri dan untuk memperluas kerja sama di jalur bilateral dan dalam berbagai format multilateral,” kata kementerian itu.
Wang mengatakan bahwa hubungan China dan Rusia 'bertahan dalam ujian turbulensi internasional'. TV Phoenix China melaporkan, ada hasrat yang meningkat dari kedua negara untuk mengembangkan hubungan yang selama ini tumbuh dengan tangguh.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Straits Times