Perundingan Rusia dan Ukraina di Istanbul Sukses, Pertemuan Putin dan Zelensky Bisa Terjadi
Krisis rusia ukraina | 29 Maret 2022, 20:58 WIBISTANBUL, KOMPAS.TV - Perundingan Rusia dan Ukraina di Istanbul berjalan konstruktif dan mendekati titik temu, sampai ke tingkat dimungkinkannya pertemuan pemimpin Rusia dan Ukraina untuk berunding secara bilateral, seperti dilaporkan RIA Novosti, Selasa (29/3/2022).
Delegasi Rusia untuk perundingan Rusia-Ukraina di Istanbul mengumumkan dua langkah untuk mengurangi eskalasi konflik di Ukraina setelah pembicaraan hari pertama.
RIA, mengutip delegasi Rusia, mengatakan, langkah-langkah itu termasuk "pengurangan drastis dalam aktivitas militer di arah Kyiv dan Chernihiv," dan kemungkinan pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersamaan dengan inisialisasi perjanjian perdamaian antara menteri luar negeri kedua negara.
Kepala delegasi Rusia, pejabat tinggi kantor kepresidenan Rusia, Vladimir Medinsky, menyebut perundingan itu “konstruktif,” dan Moskow akan mengambil dua langkah untuk meredakan konflik, kata Medinsky setelah pembicaraan di Istanbul.
Medinsky mengklarifikasi dua komponen tersebut adalah komponen militer dan politik, di mana proposal Kiev akan dilaporkan ke Putin.
"Pembicaraan berlangsung konstruktif. Kami menerima proposal dari Ukraina untuk dipertimbangkan - posisi yang dirumuskan dengan jelas tentang penyertaan mereka dalam perjanjian," kata Medinsky.
"Proposal ini akan dipertimbangkan dalam waktu dekat, dilaporkan kepada presiden, dan tanggapan terkait akan kami berikan."
Moskow mengusulkan untuk mempercepat pertemuan antara kedua presiden. Seperti yang dikatakan Medinsky, Moskow beranjak dari kebijakan bahwa pertemuan antara Putin dan Zelensky akan dimungkinkan ketika para pihak mencapai kesepakatan.
Baca Juga: Jelang Perundingan, Presiden Ukraina Katakan Ingin Segera Damai dengan Rusia Tanpa Ditunda Lagi
Medinsky berkata, "Format yang diusulkan adalah sebagai berikut - pertama, sebuah perjanjian disiapkan, kemudian perjanjian itu disetujui oleh para perunding, didukung oleh para menteri luar negeri pada pertemuan itu, setelah itu pertemuan kepala negara untuk menandatangani."
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/RIA Novosti/CNN