> >

Biden Kukuh Berpendapat Putin Tidak Boleh Dibiarkan Berkuasa: Saya Marah terhadap Pria Ini

Krisis rusia ukraina | 29 Maret 2022, 05:12 WIB
Presiden AS Joe Biden mengatakan dia tidak akan menarik kembali pernyataannya, bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak dapat terus berkuasa, namun bukan berarti itu perubahan kebijakan. Kemudian dirinya masa bodoh dengan apa yang Putin pikirkan dan bila dianggapnya bikin suasana makin panas. (Sumber: AP Photo/Evan Vucci)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden AS Joe Biden mengatakan dia tidak akan menarik pernyataannya bahwa Vladimir Putin tidak dapat terus berkuasa di Rusia. Namun Biden mengatakan dirinya tidak menyuarakan perubahan kebijakan Amerika Serikat, hanya mengungkapkan perasaan dan pendapat berdasarkan emosinya di hari itu, seperti dilaporkan CNN, Selasa, (29/3/2022)

"Saya tidak akan mundur," kata Presiden Biden Senin di Gedung Putih, menekankan dia tidak menyuarakan perubahan kebijakan tetapi dia mengungkapkan pendapat berdasarkan emosinya sejak hari itu.

"Saya mengungkapkan kemarahan moral yang saya rasakan terhadap cara Putin berurusan dan tindakan orang ini," kata Biden

"Saya baru saja bergabung dengan keluarga-keluarga itu," katanya, merujuk pada pengungsi Ukraina di Warsawa, seraya menambahkan, “Saya sejak dulu maupun saat ini, tidak mengekspresikan perubahan kebijakan,” kata Biden.

"Saya tidak meminta maaf untuk itu (perkataan tentang Putin)," katanya.

Biden melanjutkan, “Saya mengungkapkan apa yang saya katakan–saya mengungkapkan kemarahan moral yang saya rasakan terhadap pria ini. Saya tidak mengartikulasikan perubahan kebijakan. Dan saya pikir Anda tahu, jika dia melanjutkan arah ini, dia akan menjadi pariah di seluruh dunia, dan siapa yang tahu apa yang bisa terjadi di rumah (Rusia) dalam hal dukungan.”

Baca Juga: Ada Seruan Boikot jika Putin Datang ke KTT G-20, Indonesia Diminta Lakukan Lobi Politik

Presiden Rusia Vladimir Putin tersenyum sedikit. Presiden AS Joe Biden mengatakan dia tidak akan menarik kembali pernyataannya, bahwa Vladimir Putin tidak dapat terus berkuasa, namun bukan berarti itu perubahan kebijakan. Kemudian dirinya masa bodoh dengan apa yang Putin pikirkan dan bila dianggapnya bikin suasana makin panas.(Sumber: Mikhail Klimentyev/Sputnik/Kremlin Pool Photo via AP)

Pernyataan Biden sontak menggegerkan dunia persilatan global, karena bahkan di zaman Uni Soviet, tidak pernah ada pemerintah Amerika Serikat punya kebijakan mendongkel pemimpin negara adidaya seperti Rusia.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, Minggu (27/3/2022) di Yerusalem meluruskan pernyataan Biden dan mengatakan, Washington tidak punya agenda maupun strategi untuk mengubah rezim pemerintahan di Rusia ataupun menggulingkan Vladimir Putin, seperti dilaporkan Associated Press.

Pernyataan Blinken itu meluruskan ucapan Presiden AS Joe Biden satu hari sebelumnya di Polandia yang mengatakan, "Demi Tuhan, orang ini tidak bisa tetap berkuasa."

Sebelumnya saat menemui pengungsi Ukraina, Biden mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin adalah tukang jagal (butcher).

Pada konferensi pers di Yerusalem, Blinken mengatakan, poin Biden adalah, “Putin tidak dapat diberdayakan untuk berperang atau terlibat dalam agresi terhadap Ukraina atau siapa pun.”

Blinken menegaskan, Amerika Serikat berulang kali menyatakan "kami tidak memiliki strategi perubahan rezim di Rusia, atau di tempat manapun dalam hal ini."

“Dalam hal ini, seperti dalam kasus apa pun, terserah orang-orang di negara yang bersangkutan. Terserah orang-orang Rusia," kata Blinken.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/CNN


TERBARU