> >

Bicara ke Parlemen Jepang, Zelensky Minta Negara-Negara Asia Ikut Beri Sanksi Rusia

Krisis rusia ukraina | 23 Maret 2022, 20:09 WIB
Anggota parlemen Jepang bertepuk tangan saat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memberikan pidato melalui siaran video di Tokyo, Rabu (23/3/2022). (Sumber: Behrouz Mehri/Pool AFP via AP)

TOKYO, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenksy meminta Jepang dan negara-negara Asia lain untuk ikut memberi sanksi Rusia dengan lebih tegas sehubungan invasi ke Ukraina. Hal tersebut disampaikan Zelensky dalam pidato melalui siaran video kepada parlemen Jepang, Rabu (23/3/2022).

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida diketahui turut menyimak siaran ini dari Tokyo.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari silam, hanya ada empat negara Asia yang ikut memberi sanksi Moskow. Mereka adalah Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan.

Tokyo sendiri menyanksi puluhan individu dan sejumlah bank Rusia dan Belarusia, termasuk melakukan penyitaan aset.

Baca Juga: Siap Kompromi, Zelensky Sebut Ukraina Tidak akan Gabung NATO jika Rusia Penuhi Tiga Tuntutan Ini

Berhubung perang masih berkobar per 23 Maret, Zelensky pun meminta Jepang meningkatkan sanksinya. Presiden Ukraina itu meminta Tokyo memberlakukan embargo perdagangan dengan Rusia serta mendesak perusahaan Jepang untuk hengkang dari Rusia.

“Saya meminta negara-negara Asia dan mitra Anda untuk menyatukan kekuatan hingga Rusia setuju berdamai dan menghentikan tsunami invasi brutalnya ke negara kami,” kata Zelensky dikutip Associated Press.

Zelensky pun berterima kasih kepada Jepang atas langkah cepatnya menyikapi invasi Rusia ke Ukraina. Ia menyebut Jepang telah menjadi pemimpin di Asia soal ini.

“Ketika Rusia mulai menghancurkan perdamaian Ukraina, kita bisa melihat dunia yang sebenarnya. Sebuah gerakan antiperang sejati, kebebasan sejati, sebuah harapan sejati untuk keamanan di Bumi. Jepang telah menjadi pemimpin di Asia,” kata Zelensky.

Zelensky menegaskan, perang selama 28 hari di Ukraina telah menewaskan “ribuan orang, termasuk 121 anak-anak”. Jutaan orang juga terpaksa mengungsi.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU