> >

Perundingan Rusia-Ukraina Berlanjut via Sambungan Video, Berlangsung Sengit tapi Ada Kemajuan

Krisis rusia ukraina | 17 Maret 2022, 19:30 WIB
Mykhailo Podolyak, penasihat kantor Kepresidenan Ukraina. Perundingan Rusia dan Ukraina berlanjut melalui sambungan video, Podolyak mengatakan Ukraina menuntut gencatan senjata, penarikan pasukan Rusia dan jaminan keamanan secara hukum untuk Ukraina dari sejumlah negara, seperti dilaporkan AP, Kamis, (17/3/2022) (Sumber: Sergei Kholodilin/BelTA Pool Photo via AP)

LVIV, KOMPAS.TV - Perundingan antara Rusia dan Ukraina dilanjutkan melalui konferensi video, berlangsung sengit walau kedua belah pihak mengakui banyak mencapai kemajuan.

Mikhailo Podolyak yang merupakan penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, Ukraina menuntut gencatan senjata, penarikan pasukan Rusia dan jaminan keamanan secara hukum untuk Ukraina dari sejumlah negara, seperti dilaporkan Associated Press, Kamis (17/3/2022). 

“Ini (kesepakatan) hanya mungkin (terjadi) melalui dialog langsung” antara Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin, kata Podolyak di Twitter.

Seorang pejabat di kantor Zelenskyy mengatakan kepada The Associated Press, topik utama yang sedang dibahas adalah pertanyaan apakah pasukan Rusia akan tetap berada di wilayah separatis di Ukraina timur setelah perang dan di mana perbatasan akan berada.

Tepat sebelum perang, Rusia mengakui kemerdekaan dua wilayah yang dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia sejak 2014.

Baca Juga: Perundingan Masih Buntu, Ini 4 Tuntutan Rusia yang Terlalu Berat bagi Ukraina

Perundingan antara Rusia dan Ukraina dilanjutkan melalui konferensi video, berlangsung sengit walau kedua belah pihak mengakui banyak mencapai kemajuan. (Sumber: BelTA Belarusian News Agency)

Rusia juga memperluas perbatasan ke wilayah yang dikuasai Ukraina, termasuk Mariupol, kota pelabuhan yang sekarang dikepung.

Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Ukraina bersikeras untuk memasukkan satu atau lebih kekuatan nuklir Barat dalam negosiasi, dan pada penandatanganan dokumen yang mengikat secara hukum dengan jaminan keamanan untuk Ukraina.

Sebagai gantinya, kata pejabat itu, Ukraina siap membahas status netral.

Rusia selama ini menuntut agar NATO berjanji untuk tidak pernah menerima Ukraina ke dalam NATO atau menempatkan pasukan di dalam wilayah Ukraina.

Setelah perundingan pada Selasa (15/3), Menlu Rusia Sergey Lavrov mengatakan status militer netral untuk Ukraina sedang dalam “diskusi secara serius” oleh kedua belah pihak, sementara Zelensky mengatakan tuntutan Rusia untuk mengakhiri perang menjadi “lebih realistis.”

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU