> >

Tentara Rusia Dituduh Tembak Mati 10 Warga Sipil Ukraina yang Mengantre Roti

Krisis rusia ukraina | 17 Maret 2022, 16:53 WIB
Ilustrasi tentara Rusia. (Sumber: AP Photo)

CHERNIHIV, KOMPAS.TV - Tentara Rusia dituduh secara sadis telah menembak 10 warga sipil Ukraina yang tengah mengantre roti.

Menurut Kedutaan Besar AS di Kiev, insiden tersebut terjadi Chernihiv, Rabu (16/3/2022).

Kedutaan Besar AS di Kiev memberikan pernyataan tentang insiden itu di laman Twitter dan Facebook-nya.

Namun, mereka tak mengungkapkan bukti apa yang dimiliki terkait serangan tersebut.

Baca Juga: Kepahlawanan Ibu 12 Anak di Ukraina, Gugur saat Bertempur Melawan Pasukan Rusia

Meski begitu, sebuah rekaman video yang menggambarkan insiden itu tersebar di media sosial.

Video tersebut memperlihatkan bagaimana korban pembantaian itu terbaring di trotoar.

“Hari ini, pasukan Rusia menembak dan membunuh 10 orang yang mengantre untuk roti di Chernihiv,” bunyi pernyataan itu dikutip dari Metro.

“Serangan seperti itu harus dihentikan. Kami sedang mempertimbangkan semua opsi yang tersedia untuk memastikan akuntabilitas atas setiap kejahatan dan kekejaman di Ukraina,” katanya.

Moskow sendiri tak mengomentari pernyataan yang dikeluarkan oleh Kedutaan Besar AS.

Rusia sendiri terus menerus membantah bahwa mereka menyerang warga sipil.

Insiden ini terjadi setelah Rusia dilaporkan menyandera ratusan pasien dan staf di rumah sakit di Mariupol.

Gubernuir Regional, Pavlo Kyrylenko mengungkapkan sekitar 400 orang ditahan oleh pasukan Ruysia.

Baca Juga: Vitaly Klitschko Sebut Putin Omong Kosong, Janji Rusia Hanya Serang Target Militer Ukraina Bohong

Laporan mengungkapkan masyarakat dipindahkan ke rumah sakit dari rumah-rumah mereka.

Siapa pun yang mencoba kabur dikabarkan ditembak di tempat oleh tentara Rusia.

Pembicaraan damai antara kedua pihak pun tengah dilakukan, di mana Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan pemintaan Presiden Rusia Vladimir Putin semakin realistis.

Rusia sendiri terus menekan Ukraina untuk tak bergabung dengan NATO, mengadopsi status netralitas dan juga untuk demiliterisasi.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Metro


TERBARU