Situasi Gawat, PBB Rundingkan Koridor Bantuan Warga Sipil ke Berbagai Lokasi Pengepungan di Ukraina
Krisis rusia ukraina | 12 Maret 2022, 21:12 WIBLVIV, KOMPAS.TV - Koordinator krisis PBB untuk Ukraina mengatakan PBB sedang mencari kesepakatan dengan kedua belah pihak yang berperang, Rusia dan Ukraina, untuk membangun koridor bantuan yang sangat dibutuhkan warga sipil di berbagai lokasi Ukraina.
Kepada Associated Press, Sabtu (12/3/2022), Koordinator Krisis PBB untuk Ukraina Amin Awad mengatakan, sudah ada kemajuan dalam pembuatan koridor kemanusiaan dan gencatan senjata, tetapi dia merasa frustrasi atas penolakan pihak yang berkonflik untuk segera menerapkannya.
Dia mengatakan kebutuhan kemanusiaan yang paling mendesak saat ini adalah untuk warga sipil di Mariupol, kota yang terkepung di tepi timur Ukraina dekat perbatasan Rusia.
Kota tersebut dipandang menjadi salah satu wilayah yang paling sulit dijangkau oleh konvoi bantuan. Beberapa upaya untuk menetapkan jalur evakuasi dari Mariupol telah gagal.
Awad mengatakan secara keseluruhan 12 juta orang Ukraina mungkin membutuhkan bantuan.
Baca Juga: Setelah Serangan di Rumah Sakit Bersalin, Warga Mariupol Mati-Matian Mencari Makanan dan Bahan Bakar
Militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah merebut pinggiran timur kota Mariupol yang terkepung.
Dalam pembaruan Facebook hari Sabtu, militer mengatakan penangkapan Mariupol dan Severodonetsk di timur adalah prioritas bagi pasukan Rusia. Mariupol telah dikepung selama lebih dari seminggu, tanpa listrik, gas, atau air.
Pihak berwenang Ukraina telah memperingatkan bencana kemanusiaan di kota pelabuhan Mariupol, yang telah dikepung oleh pasukan Rusia dan terputus dari pengiriman makanan dan obat-obatan.
Pejabat Mariupol mengatakan pada hari Jumat bahwa 1.582 orang telah tewas dalam 12 hari sejak pengepungan dimulai.
“Ada bencana kemanusiaan di kota dan orang mati bahkan tidak dikuburkan,” kata kantor wali kota Mariupol dalam sebuah pernyataan Jumat, menyerukan pasukan Rusia untuk mencabut pengepungan.
Pihak berwenang Ukraina menuduh pasukan Rusia menembaki rute evakuasi dan mencegah warga sipil melarikan diri dari kota berpenduduk 430.000 orang itu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press