Makin Gawat, Putin Setuju Usulan Sukarelawan Tempur Timur Tengah Masuk Ukraina Bela Rusia
Krisis rusia ukraina | 11 Maret 2022, 17:09 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV — Presiden Rusia Vladimir Putin setuju dengan gagasan untuk memperbolehkan sukarelawan tempur masuk ke Ukraina membela Rusia, seperti yang dilontarkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, seperti dilansir Associated Press, Jumat (11/3/2022).
Berbicara dalam pertemuan dengan anggota tetap Dewan Keamanan Rusia, Putin seperti dikutip RIA Novosti mengatakan, "Jika Anda melihat bahwa ada orang yang ingin secara sukarela, terutama bukan karena uang, untuk datang dan membantu orang yang tinggal di Donbass, yah, baiklah, Anda harus menemui mereka di setengah perjalanan dan membantu mereka pindah ke zona perang",
Sponsor Barat, kata Putin, toh tidak menyembunyikan fakta bahwa mereka mengumpulkan tentara bayaran dari seluruh dunia untuk masuk ke Ukraina sambil mengabaikan norma-norma hukum internasional, kata Presiden Rusia Vladimir Putin seperti dikutip RIA Novosti.
"Adapun tentang mobilisasi tentara bayaran dari seluruh dunia dan mengirim mereka ke Ukraina, kami melihat, mereka tidak sembunyi-sembunyi; sponsor Barat Ukraina, rezim Ukraina, (mereka) tidak menyembunyikannya, mereka melakukannya secara terbuka, mengabaikan semua norma hukum internasional," kata Putin pada pertemuan dengan anggota tetap Dewan Keamanan Federasi Rusia.
Menteri Pertahanan Sergei Shoigumengatakan Rusia mendapat "lebih dari 16.000 aplikasi" mayoritas dari negara-negara di Timur Tengah, banyak dari mereka dari orang-orang yang pernah membantu Rusia melawan kelompok Negara Islam ISIS, menurut transkrip Kremlin.
Baca Juga: Sniper Mematikan Siap Bantu Ukraina Habisi Tentara Rusia, Sebelumnya Jadi Ancaman ISIS dan Taliban
Mereka ingin "mengambil bagian dalam apa yang mereka anggap sebagai gerakan pembebasan," kata Shoigu, menyitir gerakan kemerdekaan di Donetsk dan Lugansk yang didukung Rusia di Ukraina timur.
Putin mengatakan kepada Shoigu Rusia harus membantu calon sukarelawan untuk "pindah ke zona pertempuran" dan menghadapkan mereka dengan apa yang disebutnya sebagai "tentara bayaran" asing yang berjuang untuk Ukraina.
Sejak 2015, pasukan Rusia telah mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad melawan berbagai kelompok yang menentang pemerintahannya, termasuk Negara Islam.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmitry Kuleba mengatakan minggu ini seperti dilansir Associated Press bahwa negara itu telah menerima 20.000 aplikasi dari orang asing yang ingin berpartisipasi dalam konflik di pihak Kyiv.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Associated Press/RIA Novosti