Menlu Rusia Sergey Lavrov Tuding Ukraina Tidak Izinkan Evakuasi Warga Sipil Mariupol dan Volnovakha
Krisis rusia ukraina | 5 Maret 2022, 21:23 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey menuding Ukraina tidak mengizinkan warga sipil dan bantuan kemanusiaan untuk melewati koridor kemanusiaan yang saat ini diberlakukan oleh kedua belah pihak.
"Kami telah diberitahu oleh Republik Rakyat Donetsk, otoritas Mariupol menolak memberikan kesempatan bagi penduduk untuk pergi dan bantuan kemanusiaan untuk masuk melalui koridor kemanusiaan yang diberlakukan militer Rusia," katanya kepada wartawan di Moskow, seperti dilaporkan Associated Press, Sabtu (5/3/2022).
Lavrov menambahkan, Rusia juga sedang dalam proses memverifikasi laporan, bahwa pihak berwenang Kherson menolak untuk menerima bantuan kemanusiaan.
Tudingan itu dibantah Ukraina yang balik menuding Rusia melanggar kesepakatan jeda pertempuran. Wakil perdana menteri Ukraina Iryna Vershchuk mengatakan, "Saya ingin mengkonfirmasi fakta, Rusia telah melanggar kesepakatan yang dicapai dengan mediasi Palang Merah," kata Iryna.
"Pada 11.45, Federasi Rusia mulai menembaki Volnovakha dengan senjata berat," paparnya.
Seorang pejabat tinggi dari kantor Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan penembakan terus berlanjut di Mariupol dan daerah wilayah sekitarnya.
Vereshchuk menambahkan pertempuran sedang berlangsung di sepanjang koridor kemanusiaan Mariupol ke Zaporizhzhia. Dia mendesak Moskow untuk menghentikan penembakan dan menghormati perjanjian gencatan senjata.
Baca Juga: Negosiator Ukraina Diduga Berkhianat ke Rusia, Ditembak Mati Petugas
Sergey Lavrov juga mengomentari pidato Zelenskyy baru-baru ini kepada para pemimpin NATO dan menuduhnya mengandalkan mereka untuk menyelesaikan konflik daripada negosiasi.
"Jika dia begitu putus asa, NATO tidak membantunya seperti yang dia harapkan, apakah itu berarti dia mengandalkan penyelesaian konflik dengan cara melibatkan NATO, dan bukan melalui negosiasi?" kata Lavrov.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press