Perang Rusia Ukraina, PP Muhammadiyah: Umat Islam Jangan Kena Provokasi dan Propaganda
Krisis rusia ukraina | 4 Maret 2022, 10:03 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah menyatakan sikap terkait peperangan antara Rusia dan Ukraina dan meminta umat Islam untuk tidak sampai propaganda dan provokasi yang mengaitkan hal itu dengan agama.
Imbauan itu bernomor 003/Per1/1/2022 dan beriskan tentang pandangan Muhammadiyah terkait peperangan Rusia-Ukraina tersebut dan terkait dengan umat Islam.
PP Muhamamadiyah juga mengimbau masyarakat, khususnya umat Islam Indonesia, agar tidak terpengaruh oleh provokasi dan propaganda kedua belah pihak yang berusaha mencari dukungan politik internasional.
“Peperangan Rusia-Ukraina bukanlah karena masalah agama. Karena itu, masyarakat dan umat Islam, hendaknya tetap menjaga kerukunan dan persatuan dengan tidak menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya dan tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” papar Ketum Muhammadiyah, Haedar Nashir yang menandatangani surat tersebut, Kamis malam (3/3/2022).
Menurut Muhammadiyah, kedua belah pihak harus memikirkan soal korban-korban tidak bersalah yang jadi korban peperangan.
“Peperangan tidak hanya menimbulkan kerusakan fasilitas publik dan korban jiwa baik yang meninggal dunia maupun luka-luka. Sebagian korban adalah masyarakat sipil. Peperangan bukanlah jalan keluar menyelesaikan masalah,” imbuh keterangan itu.
Muhammadiyah lantas mendesak kedua belah pihak untuk dapat melakukan gencatan senjata dan mencoba mencari solusi damai melalui meja perundingan.
“Mendesak PBB, khususnya Dewan Keamanan, melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengakhiri peperangan karena akan menimbulkan masalah yang kompleks baik ekonomi, politik,k emanusiaan, perdamaian global, dan masalah-masalah lainnya.
Baca Juga: Yang Terjadi Pada Hari Ketujuh Serangan: Rusia Kepung Pusat Energi dan Pantai Penting Ukraina
Muhammadiyah Apresiasi Sikap Pemerintah soal Rusia-Ukraina
Muhammadiyah pun memberikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia yang telah membuat seruan agar pertempuran diakhiri.
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV