China Mengamuk Dituduh Tahu Lebih Dulu Rencana Serangan Rusia ke Ukraina: Usaha Pencemaran Nama Baik
Krisis rusia ukraina | 3 Maret 2022, 09:41 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - China mengamuk setelah dituduh tahu lebih dulu mengenai rencana serangan Rusia ke Ukraina.
Sebelumnya, pejabat senior China disebut telah berkata ke pejabat senior Rusia di awal Februari untuk tak menginvasi Ukraina sebelum akhir Olimpiade Musim Dingin.
Hal itu dilaporkan oleh New York Times, mengutip pernyataan pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) dan pejabat Eropa, berdasarkan laporan intelijen Barat.
Laporan itu mengindikasikan bahwa pejabat senior China pada beberapa level telah mengetahui rencana penyerangan Rusia untuk menginvasi Ukraina, sebelum dilancarkan pada pekan lalu.
Baca Juga: Rusia Terancam Dakwaan Kejahatan Perang akibat Laporan Korban Sipil Ukraina Bertambah
China pun membantah hal itu dan menyebutnya sebagai usaha untuk mencemarkan nama baik mereka.
“Klaim yang disebutkan dalam laporan yang relevan adalah spekulasi tanpa dasar, dan dimaksudkan untuk menyalahkan dan mencoreng nama naik China,” ujar Juru Bicara Duta Besar China untuk AS, Liu Pengyu dilansir dari The Guardian.
Departemen Luar Negeri AS, CIA dan Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih tak segera merespons permintaan untuk berkomentar.
Rysia sendiri telah melakukan serangan ke Ukraina pada Kamis (24/2/2022), beberapa hari setelah Olimpiade Musim Dingin dilakukan.
Meski tak menunjukkan dukungan secara langsung, China memilih abstain di sidang Dewan Keamanan PBB, untuk mengeluarkan resolusi bahwa serangan Rusia ke Ukraina ilegal.
Baca Juga: UNHCR: Sudah Satu Juta Orang Mengungsi Keluar Ukraina Sejak Invasi Rusia
Mereka juga tak mengkritik serangan Rusia terhadap Ukraina.
China juga menyatakan tak bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dan Eropa dalam menjatuhkan sanksi keuangan ke Rusia.
China sendiri adalah pembeli utama dari minyak dan gas Rusia.
Meski begitu, China menegaskan mereka mendukung dialog dan perundingan antara Rusia dan Ukraina untuk menyelesaikan masalah mereka.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : The Guardian