> >

Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik, Diduga untuk Tekan AS Cabut Sanksi

Kompas dunia | 27 Februari 2022, 10:46 WIB
Ilustrasi. Televisi di ruang tunggu Stasiun Seoul, Korea Selatan menampilkan berita peluncuran rudal balistik Korea Utara, Selasa (11/1/2022). Pada 27 Februari 2022, Korea Utara dilaporkan kembali menguji coba rudal balistik. (Sumber: Ahn Young-joon/Associated Press)

SEOUL, KOMPAS.TV - Korea Utara dilaporkan menguji coba senjata yang diduga rudal balistik pada Minggu (27/2/2022) pagi. Rudal balistik ini diluncurkan ke laut.

Peluncuran ini adalah kedelapan kalinya oleh rezim Kim Jong-un sepanjang 2022.

Senjata yang diduga rudal balistik itu dideteksi oleh Korea Selatan dan Jepang. Kepala Staf Gabungan Korea Selatan menyatakan bahwa rudal diluncurkan dari wilayah Pyongyang.

Rudal balistik Pyongyang disebut diluncurkan ke perairan timur Korea Utara. Namun, tidak dikatakan detail mengenai jarak tempuh atau ketinggian rudal.

Sementara itu, Penjaga Pantai Jepang memperingatkan bahwa ada “suatu objek yang mungkin rudal balistik” diluncurkan dari Korea Utara dan kemungkinan jatuh di laut.

“Kami khawatir bahwa perkembangan di Ukraina dapat menyeber ke luar Eropa dan memengaruhi seluruh dunia, khususnya di Indo-Pasifik dan Asia Timur,” kata Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi melalui siaran televisi NHK.

“Kami belum menganalisis bagaimana peluncuran rudal ini terkait (invasi Rusia ke Ukraina) atau mengandung maksud tertentu, tetapi saya menegaskan kembali janji saya untuk bersiap dengan tegas menghadapi perkembangan seperti ini,” lanjutnya.

Baca Juga: Bicara di Korsel, Trump Kritik Biden: Jika Saya Presiden, Korea Utara Tak Bakal Uji Coba Rudal

Menekan Amerika Serikat

Sejumlah pengamat menyebut tindakan Pyongyang ini ditujukan untuk menekan Amerika Serikat (AS). Korea Utara ingin menyempurnakan teknologi persenjataan sebagai daya tawar agar Washington mau mengurangi atau mencabut sanksi.

Korea Utara pun disebut memanfaatkan invasi Rusia ke Ukraina yang menyita perhatian AS. Kesempatan ini digunakan Pyongyang untuk mempercepat program pengetesan senjata.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU