Pemberontak di Ukraina Timur yang Pro-Rusia Dilaporkan Mulai Ungsikan Warga Sipil ke Rusia
Kompas dunia | 19 Februari 2022, 06:42 WIBPutin memerintahkan menteri daruratnya untuk terbang ke wilayah Rostov yang berbatasan dengan Ukraina untuk membantu mengatur eksodus dan memerintahkan pemberian 10.000 rubel kepada setiap pengungsi, setara dengan sekitar setengah dari gaji bulanan rata-rata di wilayah konflik Donbas.
Ukraina membantah merencanakan serangan apa pun, dengan Menteri Luar Negeri Dmytro Kuleba mengatakan "Ukraina tidak melakukan atau merencanakan tindakan semacam itu di Donbas."
"Kami berkomitmen penuh hanya untuk resolusi konflik diplomatik," cuitnya.
Di sekitar jalur kontak yang bergejolak, konvoi UNCHR diserang pemberontak di wilayah Luhansk, kata kepala militer Ukraina.
Tidak ada korban yang dilaporkan. Pemberontak membantah terlibat dan menuduh Ukraina melakukan provokasi.
Adapun otoritas separatis melaporkan lebih banyak penembakan oleh pasukan Ukraina di sepanjang garis itu. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan situasinya "berpotensi sangat berbahaya."
Gelombang penembakan pada Kamis (17/2/2022) itu merobek dinding taman kanak-kanak, melukai dua orang, dan jalur komunikasi dasar terganggu. Kedua belah pihak saling menuduh melepaskan tembakan.
Baca Juga: Rusia Murka Dituduh AS Bikin Operasi Rekayasa sebagai Dalih Serang Ukraina
Juga pada Jumat (18/2/2022), pemerintah AS merilis perkiraan baru tentang berapa banyak personel militer yang dimiliki Rusia di dan sekitar Ukraina.
Dikatakan saat ini terdapat antara 169.000 dan 190.000 personel tempur, naik dari sekitar 100.000 pada 30 Januari, menurut Michael Carpenter, perwakilan tetap AS untuk Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE).
Perkiraan baru itu termasuk pasukan militer yang digelar di sepanjang perbatasan Ukraina, di Belarus, dan di Krimea yang berada di bawah pendudukan, termasuk Garda Nasional Rusia dan unit keamanan internal lainnya dikerahkan ke area ini; dan pasukan yang didukung Rusia di Ukraina timur.
Separatis di Ukraina, Garda Nasional Rusia, dan pasukan di Krimea tidak termasuk dalam 150.000 pasukan yang diperkirakan AS sebelumnya.
Ditanya tentang peringatan Barat atas kemungkinan invasi Rusia pada Rabu (16/2/2022) lalu yang ternyata tidak terjadi, Putin berkata, “Ada begitu banyak klaim palsu, dan terus-menerus bereaksi terhadap mereka hanya menghasilkan lebih banyak masalah daripada nilainya.”
"Kami melakukan apa yang kami anggap perlu dan akan terus melakukannya," katanya.
“Kami memiliki tujuan yang jelas dan tepat sesuai dengan kepentingan nasional.”
Putin menegaskan kembali bahwa Rusia terbuka untuk dialog tentang langkah-langkah membangun kepercayaan dengan Barat dengan syarat bahwa hal itu akan dibahas bersama dengan tuntutan keamanan utama Moskow.
Sekutu NATO juga mengerahkan kekuatan mereka, memperkuat kekuatan militer di sekitar Eropa Timur, tetapi bersikeras bahwa tindakan itu murni defensif dan untuk menunjukkan persatuan dalam menghadapi ancaman Rusia.
Amerika Serikat mengumumkan penjualan 250 tank senilai $6 miliar dolar AS ke Polandia, anggota NATO yang pernah diduduki atau diserang oleh Rusia di masa lalu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Associated Press