Rusia dan Ukraina Diyakini Bakal Berdamai, Apa Sebabnya?
Kompas dunia | 27 Januari 2022, 13:10 WIBPARIS, KOMPAS.TV - Rusia dan Ukraina telah mencapai kesepakatan untuk melanjutkan pembicaraan mengenai gencatan senjata.
Keadaan itu pun diyakini bisa membuat perdamaian segera terbentuk di antara kedua negara yang tengah berseteru tersebut.
Kesepakatan diungkapkan setelah pembicaraan panjang antara kedua pihak dalam pertemuan yang disebut Normandy Format di Istana Elysee, Paris, Prancis, Rabu (26/1/2022).
Pertemuan itu dihadiri oleh perwakilan dari empat negara, yaitu Ukraina, Rusia, Jerman, Prancis, yang mencoba untuk menengahi perdamaian di timur Ukraina sejak 2014.
Baca Juga: Pengakuan Warga Ukraina: Kami Tak Akan Panik hingga Tank Rusia Tiba di Kiev
Terkait pertemuan tersebut, Kepala Negosiator Rusia, Dmitry Kozak mengatakan gencatan senjata harus dipatuhi tanpa syarat.
Tetapi Kozak menegaskan masih banyak permasalah di timur Ukraina yang saat ini masih belum ditemukan jalan keluarnya.
“Kami sepakat bahwa terlepas dari perbedaan yang bertentangan dari perjanjian Minsk yang ada antara Ukraina dan wilayah Donetsk serta Luhans, gencatan senjata di Donbas harus dipatuhi tanpa syarat,” kata Kozak dilansir dari CNN.
Ia menambahkan bahwa kewajiban untuk mengimplementasikan perjanjian semacam itu terletak pada angkatan bersenjata Ukraina dan formasi bersenjata (kelompok separatis) Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk.
Negosiatror Ukraina, Andriy Yermak mengatakan bahwa semua pihak mendukung gencatan senjata permanen.
Ia juga menegaskan Ukraina siap bernegosiasi untuk mencegah perang dan menurunkan tensi di sekitar perbatasan.
Yermak mengatakan pembicaraan Normandy Format yang baru, merupakan sinyal positif dan menjadi perjanjian substantif pertama sejak akhir 2019.
Ia mengungkapkan pembicaraan tersebut sangat substansial, tetapi tidak mudah.
Selain itu mengakui bahwa meski masih ada ketidaksepakatan, tetapi ada minat untuk membahasnya.
“Pekerjaan ini terus berlanjut dan saya dapat memberitahu Anda bahwa Ukraina siap bernegosiasi dan bertemu 24-7,” ujarnya.
“Bagi kami, bagi Presiden (Voldymyr) Zelenksy, bagi seluruh tim, tujuan menghentikan perang, mengakhiri perang serta mengembalikan wilayah kami, dan hari ini juga termasuk meredakan ketegangan, eskalasi di sekitar perbatasan Ukraina adalah prioritas,” lanjut Yermak.
Baca Juga: Media Rusia Sebut Ukraina yang Memulai Konflik, Meyakini Mereka Bersiap Lancarkan Serangan
Kozak dan Yermak mengatakan pembicaraan mereka akan dilanjutkan dalam waktu dua pekan di Berlin.
Sekitar 100.000 pasukan Rusia dilaporkan berada di perbatasan Ukraina, dan disebut sebagai persiapan Moskow untuk menyerang Ukraina.
Rusia sendiri membantah hal tersebut, tetapi mengajukan sejumlah permintaan kepada Barat demi menurunkan tensi, salah satunya adalah agar NATO menolak Ukraina menjadi anggota.
AS sendiri merespons permintaan tersebut dengan menolaknya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Iman-Firdaus
Sumber : CNN