PM Kamboja Hun Sen Desak Myanmar Buka Akses Bantuan Kemanusiaan dan Kunjungan Utusan Khusus ASEAN
Kompas dunia | 27 Januari 2022, 05:47 WIBPHNOM PENH, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Kamboja Hun Sen mendesak penguasa militer Myanmar untuk mengizinkan kunjungan utusan khusus Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ASEAN dan mendukung akses bantuan kemanusiaan, kata seorang pejabat Kamboja, Rabu (26/1/2022) seperti dilansir Straits Times.
PM Kamboja Hun Sen sebagai ketua ASEAN menggelar panggilan video dengan orang kuat militer Myanmar Min Aung Hlaing dan memintanya untuk mengikuti kesepakatan lima poin untuk mengatasi konflik Myanmar, kata Kao Kim Hourn, sekretaris negara di kementerian luar negeri Kamboja, Rabu, (26/1/2022) kepada wartawan.
Konsensus, yang disetujui Jenderal Min Aung Hlaing dalam pertemuan tatap muka dengan para pemimpin ASEAN pada April tahun lalu, berkomitmen untuk menghentikan permusuhan, memberikan akses kemanusiaan dan mendukung dialog inklusif.
“Dia meminta His Excellency Yang Mulia Min Aung Hlaing untuk memfasilitasi agar seorang utusan khusus ASEAN dapat mengunjungi Myanmar untuk pertama kalinya di masa depan,” kata Kao Kim Hourn.
“Dia mengimbau semua pihak termasuk pemerintah Myanmar untuk menghentikan kekerasan dan mencapai gencatan senjata,” dan mengundangnya untuk bergabung dengan negara-negara ASEAN dalam memberikan bantuan kemanusiaan “kepada orang-orang Myanmar yang paling membutuhkannya,” kata Kao Kim Hourn.
Myanmar berada dalam krisis sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih hampir setahun yang lalu, dengan hampir 1.500 warga sipil tewas dalam tindakan keras junta terhadap lawan-lawannya dan pasukannya di pedesaan yang bertempur di berbagai front dengan milisi pro-demokrasi dan tentara etnis minoritas.
Junta militer Myanmar mengatakan mereka memerangi “teroris”.
Baca Juga: Disebut Berpihak pada Myanmar, Kamboja: Ini Bukan Mendukung Junta, tapi Pendekatan Berbeda
Kao Kim Hourn tidak mengatakan bagaimana Jenderal Min Aung Hlaing menanggapi proposal tersebut.
Seorang juru bicara pemerintah militer Myanmar tidak menjawab panggilan telepon yang meminta komentar pada diskusi hari Rabu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Straits Times