Belum Divaksin Lengkap, 1.900 Dokter Italia Diskors
Kompas dunia | 22 Januari 2022, 21:18 WIBROMA, KOMPAS.TV – Sekitar 1.900 dokter dan dokter gigi Italia diskors dari asosiasi profesional lantaran mereka belum mematuhi undang-undang yang mewajibkan mereka divaksin Covid-19 secara lengkap. Vaksin dosis penguat alias booster juga termasuk.
Jumlah itu sekitar 0,4 persen dari seluruh anggota asosiasi dokter. Namun, asosiasi itu menyebut, sekitar 30.000 anggota lain juga masih belum melengkapi vaksinasi mereka.
“Ini angka kasar yang tidak menggambarkan situasi sebenarnya dari para pekerja kesehatan yang tak patuh,” ujar Filippo Anelli, presiden federasi dokter Italia dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Associated Press, Sabtu (22/1/2022).
Baca Juga: Konferensi Virtual Senat Italia Dibajak OTD, Pelaku Tampilkan Video Hentai Final Fantasy
Federasi dokter Italia mencatat, beberapa dari anggota mereka kemungkinan tidak melanggar hukum karena mereka mungkin telah terbukti positif Covid-19 hingga belum bisa menerima vaksin. Atau bisa jadi pula mereka memiliki alasan kesehatan hingga tak bisa divaksin.
Anggota asosiasi yang lainnya, masih menanti hingga diizinkan menerima dosis vaksin booster, yang diberikan setidaknya empat bulan setelah dosis vaksin terakhir mereka.
Italia mewajibkan seluruh pekerja kesehatan, guru, polisi, personel angkatan bersenjata dan mereka yang memberi layanan di panti jompo, untuk divaksin Covid-19 lengkap. Negara itu juga mewajibkan seluruh warga yang berusia di atas 50 tahun untuk divaksin penuh agar dapat mengakses layanan publik seperti transportasi umum.
Baca Juga: Industri Daging Babi Italia Tuding Babi Hutan Penyebab Wabah Demam Babi Afrika di Italia
Menurut undang-undang yang ditetapkan pemerintah Italia bulan lalu, para pekerja kesehatan juga harus menerima vaksin booster untuk dianggap patuh sepenuhnya.
Kendati begitu, skorsing terhadap anggota federasi profesional dokter yang tidak divaksin tidak dimaksudkan sebagai hukuman.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press