Kremlin Sebut Ancaman Biden Terhadap Rusia tentang Ukraina Bikin Masalah Lebih Ruwet
Kompas dunia | 21 Januari 2022, 04:25 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Kremlin mengatakan ancaman Presiden Amerika Serikat Joe Biden tentang kemungkinan konsekuensi bencana bagi Rusia tidak membantu mengurangi ketegangan yang meningkat di Ukraina. Ancaman itu justru membuat situasi semakin tidak stabil.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov membuat pernyataan itu setelah Biden pada hari Rabu (19/1/2022) memberi perkiraan bahwa Rusia akan mengambil tindakan terhadap Ukraina, dan mengatakan Moskow akan membayar mahal untuk invasi skala penuh atas Ukraina.
Mobilisasi militer Rusia di dekat Ukraina dan rentetan retorika yang mengancam telah mengguncang Barat dalam beberapa pekan terakhir, memicu kekhawatiran Moskow mungkin akan menggunakan kekuatan militer untuk mencoba menghentikan Ukraina bergerak lebih dekat ke Barat dan aliansi NATO.
Moskow dengan keras menyangkal rencana semacam itu, tetapi mengancam akan memberikan tanggapan teknis-militer yang tidak ditentukan jika Barat tidak menanggapi secara serius serangkaian tuntutan keamanan yang telah dibuatnya, termasuk untuk mengakhiri ekspansi NATO ke arah timur.
Ditanya tentang komentar Biden, Peskov mengatakan Rusia menerima peringatan serupa setidaknya selama sebulan terakhir.
"Kami percaya mereka sama sekali tidak berkontribusi untuk meredakan ketegangan yang kini muncul di Eropa dan, terlebih lagi, justru dapat berkontribusi pada destabilisasi situasi," katanya, seperti dilansir Straits Times, Kamis (20/1/2022).
Peskov juga mengatakan, Moskow khawatir ancaman sanksi Amerika Serikat mungkin justru bikin Kiev berani mencoba menyelesaikan konflik delapan tahun dengan separatis pro-Rusia di Ukraina timur dengan paksa.
"Kami prihatin tentang ini," katanya dalam panggilan konferensi dengan wartawan.
Juru bicara Kremlin menolak mengomentari proposal dari sekelompok anggota parlemen untuk memohon kepada Presiden Vladimir Putin mengakui dua wilayah pro-Rusia yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai negara merdeka.
Proposal tersebut kemungkinan akan ditafsirkan di Barat sebagai bagian dari kampanye tekanan Rusia, tetapi Peskov mengatakan itu adalah inisiatif anggota parlemen yang masih perlu diputuskan dan oleh karena itu dia tidak dapat berkomentar.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Kompas TV