Jajaran Menteri Luar Negeri di Timur Tengah Pergi ke China
Kompas dunia | 10 Januari 2022, 23:51 WIBBEIJING, KOMPAS.TV - Para menteri luar negeri dari Arab Saudi dan negara-negara Timur Tengah lainnya mengunjungi China minggu ini untuk bertemu dengan para pejabat dari ekonomi terbesar kedua dunia, yang juga konsumen minyak utama dan sumber investasi asing, seperti dilansir Associated Press, Senin (10/1/2022).
Kementerian Luar Negeri China hari Senin tidak memberikan rincian agenda kunjungan, tetapi mengatakan mereka diharapkan untuk “memperdalam hubungan antara kedua belah pihak.”
Pertemuan yang berlangsung hingga hari Jumat dan akan diikuti menteri luar negeri Arab Saudi, Kuwait, Oman dan Bahrain, bersama dengan sekretaris jenderal Dewan Kerja Sama Teluk (GCC).
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian juga akan berada di China pada akhir minggu ini, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh, di Teheran.
Namun tidak dijelaskan apakah Menteri Luar Negeri Iran akan bergabung dalam pertemuan dengan yang menteri luar negeri dari Timur Tengah lainnya. Khatibzadeh mengatakan menteri luar negeri berangkat ke Oman hari ini.
Sementara Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China mengatakan, negaranya tidak puas dengan progres negosiasi untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 yang compang-camping dengan kekuatan dunia.
Seperti diketahui, pertemuan untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 telah berlarut-larut di Wina. China adalah pihak dalam pembicaraan dan kritikus terkait sanksi Amerika Serikat terhadap Iran.
Baca Juga: China Dukung Kazakhstan Atasi Kerusuhan, Tuding Ada Pengaruh Asing yang Ingin Picu Revolusi
“Waktu penting bagi kami, tetapi tidak mungkin pihak lain bergerak seperti kura-kura dan kami bergerak dengan kecepatan cahaya,” kata Khatibzadeh.
Para diplomat Iran di bawah Presiden garis keras yang baru terpilih Ebrahim Raisi, mengajukan tuntutan maksimal sehingga menjengkelkan negara-negara Eropa. Delegasi Barat telah memperingatkan waktu hampir habis untuk menghidupkan kembali kesepakatan itu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press