> >

77 Persen Warga Jepang Gelisah, Apa sih yang Dikhawatirkan?

Kompas dunia | 9 Januari 2022, 21:01 WIB
Warga Jepang berjalan kaki sambil mengenakan masker di sebuah stasiun kereta di Tokyo pada 16 November 2021. Lebih dari 77 persen warga Jepang merasa gelisah atau khawatir. Angka tersebut meroket jika dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19 terjadi. (Sumber: AP Photo/Koji Sasahara)

TOKYO, KOMPAS.TV - Lebih dari 77 persen warga Jepang merasa gelisah atau khawatir. Angka tersebut meroket jika dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19 terjadi.

Survei yang diadakan Kantor Kabinet Jepang menemukan, 77,6 persen responden mengaku lumayan gelisah.

Kantor Kabinet Jepang, Jumat (7/1/2022), mengungkap angka tersebut adalah yang tertinggi sejak survei mulai diadakan pada tahun fiskal 1981.

Sebagai perbandingan, pada tahun fiskal 2019, responden yang mengaku merasa gelisah sebesar 63,2 persen.

Sumber kekhawatiran terbesar warga Jepang adalah kondisi kesehatan mereka. Responden yang memilih kesehatan sebagai sumber kegelisahan mereka sebanyak 60,8 persen.

Penyebab-penyebab kekhawatiran terbesar lainnya antara lain rencana kehidupan setelah pensiun (58,5 persen), serta kondisi pendapatan dan aset (55 persen).

Baca Juga: Gegara Pandemi, Banyak Warga Jepang Kini Menilai Tradisi Minum-Minum dengan Rekan Kerja Tidak Perlu

Di sisi lain, warga Jepang yang merasa puas dengan waktu senggang yang mereka miliki hanya sebesar 34,3 persen, melorot 28,4 poin persen jika dibandingkan dengan survei sebelumnya.

Menurut pejabat yang bertanggung jawab atas jajak pendapat tersebut, penurunan tajam itu "dapat disebabkan oleh pembatasan akibat Covid-19 dan pelambatan ekonomi" yang dipicu pandemi.

Temuan lainnya menyebutkan, sebanyak 67,4 persen warga Jepang ingin pemerintah memprioritaskan kebijakan yang menyasar jaring pengaman sosial.

Sementara 65,8 persen ingin pemerintah fokus pada penanganan Covid-19.

Baca Juga: Hampir 60 Persen Pengantin Baru di Jepang Tak Gelar Pesta, Kenapa ya?

Adapun kebijakan terkait ekonomi dan penanganan terhadap penuaan penduduk dipilih oleh masing-masing 55,5 persen dan 51,2 persen responden.

Survei oleh Kantor Kabinet Jepang tersebut untuk pertama kalinya diadakan lewat email dan berlangsung dalam kurun 16 September-24 Oktober 2021.

Jajak pendapat melibatkan 3.000 warga Jepang berusia di atas 18 tahun.

Survei tidak diadakan pada tahun fiskal 2020 karena Covid-19.

 

Penulis : Edy A. Putra Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : The Japan Times


TERBARU