Hasil Penelitian: Vaksin COVID-19 Memberikan Perubahan Kecil dan Sementara pada Periode Menstruasi
Kompas dunia | 7 Januari 2022, 07:03 WIBBahkan stres, diet dan olahraga pun dapat memicu perubahan sementara dalam siklus bulanan ini.
Edelman mengatakan penelitian tersebut melibatkan wanita dengan panjang siklus menstruasi yang normal, yaitu rata-rata antara 24 dan 38 hari.
Para peneliti melacak wanita yang divaksinasi selama tiga siklus sebelum suntikan dan tiga siklus setelahnya. Siklus ini kemudian dibandingkan dengan perempuan yang tidak divaksinasi.
Sebanyak 358 wanita yang mendapat dua dosis vaksin, terlihat mengalami sedikit perubahan lebih besar pada panjang siklus berikutnya.
Rata-rata dari mereka mengalami pergeseran dua hari siklus menstruasi. Sedangkan sekitar 10 persen dari mereka mengalami perubahan selama delapan hari atau lebih, tetapi kemudian kembali ke kisaran normal.
Baca Juga: Diduga Belum Vaksinasi, Petenis Dunia Novak Djokovic Tak Diizinkan Masuk ke Australia!
Temuan ini dilaporkan para peneliti dalam jurnal Obstetrics & Gynecology. Edelman mengatakan satu teori bahwa ketika sistem kekebalan meningkat pada waktu-waktu tertentu, jam tubuh kita atau sistem yang mengontrol siklus menstruasi dapat mengalami semacam cegukan.
Dia merencanakan studi tambahan untuk mengetahui apakah ada perubahan lain seperti pendarahan berat atau bagaimana reaksi vaksin COVID-19 bagi perempuan yang memiliki periode menstruasi tidak teratur.
“Temuan ini memberikan bukti baru yang penting yang menggarisbawahi bahwa dampak apa pun dari vaksin COVID pada menstruasi adalah minimal dan sementara,” kata Dr. Christopher Zahn dari American College of Obstetricians and Gynecologists dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari The Associated Press.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press