Perempuan Ini Mengaku Jadi Korban Perdagangan Seksual dengan Pangeran Andrew
Kompas dunia | 4 Januari 2022, 09:05 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV - Seorang perempuan mengaku diperdagangkan secara seksual kepada Pangeran Andrew dari Inggris oleh Jeffrey Epstein. Ia mengaku menerima $AS 500.000 pada tahun 2009 untuk menyelesaikan gugatannya terhadap jutawan Amerika dan siapa pun yang bisa dimasukkan sebagai calon terdakwa.
Hal ini tercantum dalam catatan pengadilan dibuka pada Senin (3/1/2022). Kesepakatan hukum pribadi pada tahun 2009, menyelesaikan tuduhan perempuan bernama Virginia Giuffre tersebut. Ia mengaku telah dipekerjakan Epstein ketika remaja untuk menjadi pelayan seksual di tanah miliknya di Palm Beach, Florida.
Seperti dikutip dari The Associated Press, Andrew tidak disebutkan dalam gugatan itu, tetapi Giuffre menuduh bahwa Epstein telah menerbangkannya ke seluruh dunia untuk berhubungan seksual dengan banyak pria, termasuk bangsawan, politisi, akademisi, pengusaha atau kenalan profesionalnya.
Baca Juga: Skandal Pelecehan Seksual, Gubernur New York Andrew Cuomo Akhirnya Mundur
Pengacara Andrew Brettler, yang mewakili Pangeran Andrew mengatakan kepada hakim pengadilan federal Manhattan bahwa perjanjian yang dilakukan tahun 2009 seharusnya membebaskan Andrew dari segala tanggung jawab.
Pengacara David Boies, yang mewakili Giuffre, mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Senin bahwa bahasa tentang melindungi calon terdakwa dalam penyelesaian antara kliennya dan Epstein tidak relevan.
Giuffre menggugat sang pangeran pada bulan Agustus, dengan mengatakan bahwa dia telah mengalami pelecehan seksual sebanyak beberapa kali pada tahun 2001, ketika masih berusia 17 tahun.
Pengacara pangeran mengatakan Andrew tidak pernah melecehkan atau menyerang Giuffre secara seksual dan bahwa dia dengan tegas menyangkal tuduhan palsu Giuffre terhadapnya.
Mereka juga menulis bahwa Giuffre menggugat Andrew untuk mencapai keuntungan dan dengan mengorbankan orang-orang terdekatnya.
Baca Juga: Billie Eilish Ungkap Perilaku Anggota Keluarga Kerajaan Inggris: Mereka Sangat Normal
Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press