> >

Biden dan Putin Akan Kembali Berbicara, Peringatkan Sanksi Jika Rusia Serang Ukraina

Kompas dunia | 30 Desember 2021, 10:33 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden bertemu di Jenewa pertengahan Juni kemarin. Amerika Serikat dan Rusia akan menggelar pembicaraan keamanan pada 10 Januari tahun depan, ditengah makin tegangnya hubungan kedua negara atas isu Ukraina (Sumber: AP Photo/Patrick Semansky)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden akan kembali berbicara via telepon dengan pemimpin Rusia, Vladimir Putin, Kamis (30/12/2021).

Itu akan menjadi pembicaraan kedua bagi Biden dan Putin pada bulan ini.

Satu dari bahasan keduanya, ancaman sanksi politik dan ekonomi dari Amerika Serika dan sekutunya apabila Rusia menyerang Ukraina.

Baca Juga: Militer Israel Tak Yakin Bisa Hancurkan Fasilitas Nuklir Iran, Padahal Siapkan Skenario Serangan

“Kami siap berdiplomasi dan melakukan jalur diplomatik ke depan, tetapi kami juga siap untuk menanggapi jika Rusia maju dengan invasi lebih lanjut ke Ukraina,” ujar seorang pejabat pemerintahan Biden yang meminta anonimitas, berbagi rincian sebelum panggilan dikutip dari CNBC.

“Kami telah berkoordinasi dengan sekutu untuk memberikan sejumlah sanksi bagi ekonomi Rusia dan sistem keuangannya jauh dari apa yang sudah diimplementasikan pada 2014,” tambah pejabat itu.

Bulan depan, pejabat AS dan Rusia akan melakukan pembicaraan keamanan, fokus pada perjanjian kontrol persenjataan, aktivitas militer NATO dan Rusia serta mengenai meningkatnya ketegangan di Ukraina.

Pertemuan tersebut akan diadakan pada 10 Januari, dan menjadi bagian dari Strategi Dialog Keamanan yang Biden dan Putin umumkan saat pertemuan Juni lalu di Jenewa.

Baca Juga: AS Siapkan Hukuman jika Rusia Serang Ukraina, Kamala Harris: Akan Ada Sanksi Tak Terduga

Selama berbulan-bulan, Ukraina telah memperingatkan AS dan sekutunya di Eropa, bahwa puluhan ribu pasukan Rusia telah berkumpul di perbatasan timur negara itu.

Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto

Sumber : CNBC


TERBARU