Profesor Harvard Dituduh Sembunyikan Hubungan dengan China demi Reputasi, Ini Kata Beijing
Kompas dunia | 22 Desember 2021, 21:25 WIBBEIJING, KOMPAS.TV – China pada Rabu (22/12/2021) membela program pertukaran ilmiah internasionalnya. Hal ini dilakukan usai seorang profesor Universitas Harvard didakwa karena dituduh menyembunyikan hubungannya dengan program rekrutmen China itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyatakan, China melakukan program pertukaran semacam itu di jalur yang sama dengan Amerika Serikat (AS) dan negara-negara lainnya.
Baca Juga: China dan AS Saling Balas Sanksi karena Tuduhan Pelanggaran HAM Muslim Uyghur
“Badan dan pejabat AS seharusnya tidak menstigmatisasi program semacam itu, dan seharusnya justru melakukan sesuatu yang kondusif bagi pertukaran dan kerja sama ilmiah dan orang-per-orangan antara China dan AS,” tutur Zhao seperti dikutip dari Associated Press, Rabu (22/12/2021).
Diketahui, Charles Lieber (62), mantan kepala departemen kimia dan biologi kimia Harvard, mengaku tidak bersalah atas tuduhan mengajukan pengembalian pajak palsu, membuat pernyataan palsu, dan gagal mengajukan laporan untuk rekening bank asing di China.
Baca Juga: China Balas Sanksi AS Terkait Xinjiang, Larang dan Bekukan Aset Pejabat Washington
Menurut jaksa, Lieber yang ditangkap pada bulan Januari, dengan sengaja menyembunyikan keterlibatannya dalam Rencana Seribu Talenta China untuk melindungi karir dan reputasinya.
Program China itu sendiri dirancang untuk merekrut orang-orang dengan pengetahuan tentang teknologi asing dan kekayaan intelektual yang dapat menyampaikan rahasia ke China.
Kasus itu merupakan salah satu kasus yang mencuat dari upaya ‘Inisiatif China’ Departemen Kehakiman AS. Upaya yang diluncurkan pada 2018 untuk mengekang spionase ekonomi dari Tiongkok itu menuai kritik lantaran merusak penelitian akademis dan mendiskriminasi para peneliti China.
Baca Juga: Peng Shuai, Petenis yang Mengaku Dicabuli Petinggi Partai Komunis China, Bantah Membuat Tuduhan Itu
Penulis : Vyara Lestari Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Associated Press