Ukraina Siap Perang Lawan Rusia, tapi Kekurangan Tentara dan Senjata
Kompas dunia | 10 Desember 2021, 20:38 WIBKIEV, KOMPAS.TV – Situasi di perbatasan Ukraina – Rusia kian tegang dengan adanya penumpukan ratusan ribu personel tentara Rusia di sana.
Beberapa waktu lalu, intelijen Amerika Serikat (AS) bahkan memperingatkan, ada kemungkinan Rusia akan melakukan agresi militer pada awal tahun depan.
Di tengah kekhawatiran bahwa penumpukan pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina dapat memicu kemungkinan serangan, kali ini Moskow diprediksi akan menghadapi perlawanan yang lebih kuat.
Namun, Ukraina bakal kekurangan sumber daya melawan kekuatan Rusia yang superior, baik di darat, laut, maupun udara.
Ukraina Siap Perang
Melansir Associated Press, Jumat (10/12/2021), veteran perang dan analis militer Ukraina menyatakan, Ukraina tak akan menyerahkan teritori mereka tanpa perlawanan kali ini.
“Jika agresi Rusia benar terjadi, saya tak punya pilihan. Setiap rakyat Ukraina siap mati dengan senjata di tangan,” tutur veteran perang Kolonel Viacheslav Vlasenko.
“Ukraina tak akan pernah menjadi bagian Rusia. Jika kami harus membuktikan pada Kremlin bahwa Ukraina punya hak atas kebebasan dan kemerdekaan, kami siap untuk itu,” tandas veteran berusia 53 tahun ini.
Baca Juga: Inggris Waspadai Invasi Rusia ke Ukraina, Skenario Terburuk Sejak Perang Dunia II
Pendapat senada juga diungkapkan Mykola Sunhurovskyi, seorang analis militer untuk lembaga independen Razumkov Center di Kiev.
Dia menyatakan, militer Ukraina telah membuat banyak kemajuan dalam beberapa tahun terakhir, berkat bantuan persenjataan dan pelatihan dari Barat.
Meski terbatas, hingga kini Ukraina masih tetap menerima bantuan persenjataan canggih dari asing, termasuk rudal antitank Amerika Serikat (AS) dan pesawat nirawak alias drone Turki.
“Tentara Ukraina sekarang jauh lebih kuat ketimbang di awal 2014, dan Rusia akan menghadapi perlawanan serius,” ujar Sunhurovskyi.
Sebelumnya pada 2014 di Krimea, tentara Rusia nyaris tak menghadapi perlawanan saat mengambil alih semenanjung Laut Hitam.
Saat Rusia mencaplok Semenanjung Krimea milik Ukraina dan mendukung pemberontak separatis pro Rusia di timur lebih dari 7 tahun lalu, pasukan militer Kiev berada dalam kondisi minim dana dan tak teroganisir.
Baca Juga: Jerman Ancam Rusia: Bila Serang Ukraina, Harus Siap Bayar Harga Politik dan Ekonomi yang Tinggi
Bantuan Militer dari Barat Tak Cukup
Namun, tetap saja, Sunhurovskyi berargumen, bantuan dari Barat tak cukup.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Fadhilah
Sumber : Associated Press