Ketika Warga Tokyo Antusias Dengarkan Hadrah dan Selawat Berbahasa Jepang Bikinan Jamaah NU
Kompas dunia | 19 November 2021, 16:15 WIBTOKYO, KOMPAS.TV - Pernahkah anda mendengar hadrah dan selawat, musik islami yang populer di negeri ini, dilantunkan dalam bahasa Jepang? Jika belum, maka sesekali Anda perlu mendengarnya, sebab ketika itu dilantunkan, para warga di Tokyo pun terkesima.
Hal ini terjadi di acara Festival Seni Internasional, Design Festa di Tokyo Big Site West Halls, di Tokyo, Jepang. Ketika para warga Tokyo menyaksikan penampilan sekelompok orang dengan peci dan sarung, dua identitas khas Indonesia, melantunkan nyanyian dalam bahasa Jepang.
Nyanyian berupa Hadrah dan Selawat berbahasa Jepang ini diciptakan dan dilantunkan oleh para jamaah NU yang tergabung dalam Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) dari Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang bekerjasama dengan tim Hadrah Nusantara.
Sejumlah warga lokal di Tokyo terkesan dengan penampilan tim Hadrah Nusantara dalam festival ini. Himitsu, salah satunya.
Himitsu mengaku terkesima dengan lantunan hadrah dan selawat itu. Ia pun bisa memahami artinya karena dilantunkan dengan bahasa Jepang. Bahkan, kata Himitsu, penampilan Hadrah dan Selawat dari Jamaah NU menyentuh lubuk hatinya.
“Nyanyian seni yang sangat bagus dan menjiwai, ini terlihat dari ekspresi wajah para pemain. Penampilan mereka dengan bahasa Jepang sangat menyentuh lubuk hati saya," ungkap Himitsu yang juga terkesan dengan kostum sarung dan batik yang dipakai oleh tim hadrah saat tampil di panggung.
Baca Juga: Ketika Muslimat NU Sedunia Gotong Royong Dirikan Masjid RI Pertama di London
Lantas, kenapa harus Hadrah dan Selawat berbasa Jepang?
Ternyata, hal ini terkait syarat untuk mengikuti festival tersebut. Syaratnya adalah, untuk ikut festival tersebut harus menampilkan sebuah bentuk seni yang orisinal.
Wakil Ketua Tanfidziyah PCINU Jepang, K.A Arianto mengatakan, syarat ini memacu tim Hadrah dan Lesbumi untuk berpikir keras, kreativitasnya ini pun berpikir untuk menerjemahkan selawat dan mengarang lirik sendiri dalam bahasa Jepang.
“Tampilan seni Hadrah dan Selawat dalam Bahasa Jepang inj dimaksudkan untuk lebih mengenalkan Islam. Termasuk NU di ajang Internasional yang dihadiri ribuan orang," kata K.A Arianto sebagaimana rilis yang diterima KOMPAS.TV, Jumat (19/11/2021).
Meniru Wali Songo dalam Berdakwah lewat Seni
Penulis : Dedik Priyanto Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV