> >

Tentara Tembak Mati 15 Pengunjuk Rasa Penentang Kudeta Militer di Sudan

Kompas dunia | 18 November 2021, 09:25 WIB
Tentara menembak mati sedikitnya 15 orang dan melukai puluhan lain ketika ribuan orang Sudan turun ke jalan pada Rabu (17/11/2021) (Sumber: Straits Times)

KHARTOUM, KOMPAS.TV - Pasukan keamanan Sudan menembak mati sedikitnya 15 orang dan melukai puluhan lain ketika ribuan orang Sudan turun ke jalan pada Rabu (17/11/2021) pada hari paling mematikan dalam sebulan unjuk rasa menentang kekuasaan militer, kata petugas medis seperti dilansir Straits Times, Kamis, (18/11/2021)

Para pengunjuk rasa, yang berbaris menentang kudeta 25 Oktober di ibu kota Khartoum dan di kota Bahri dan Omdurman, menuntut penyerahan penuh kepada otoritas sipil dan agar para pemimpin kudeta 25 Oktober diadili.

Pasukan keamanan menembakkan peluru tajam dan gas air mata untuk mencegah pertemuan di ketiga kota, sementara pemerintah memutus komunikasi telepon seluler, kata saksi mata.

Televisi pemerintah mengatakan ada korban luka di antara pengunjuk rasa dan polisi.

"Pasukan kudeta menggunakan peluru tajam di berbagai daerah di ibu kota dan ada puluhan luka tembak, beberapa di antaranya dalam kondisi serius," kata Komite Pusat Dokter Sudan, sebuah kelompok yang bersekutu dengan gerakan protes.

Kematian terkonsentrasi di kota Bahri, kata mereka.

Sebagai tanggapan, pengunjuk rasa membangun barikade yang luas, mengosongkan jalan-jalan lalu lintas, kata seorang saksi mata.

"Orang-orang hanya ketakutan sekarang," kata seorang pengunjuk rasa Omdurman.

Baca Juga: Sudan Memanas Tentara Tembakkan Gas Air Mata, Demonstran: Militer, Mereka seperti Hewan

Warga Sudan di Khartoum berunjuk rasa memprotes kudeta militer. Tentara menembak mati sedikitnya 15 orang dan melukai puluhan lain ketika ribuan orang Sudan turun ke jalan pada Rabu (17/11/2021). (Sumber: AP Photo / Marwan Ali)

Sebelumnya, di jalan utama di Khartoum, pengunjuk rasa membakar ban dan meneriakkan: "Rakyat lebih kuat, dan mundur tidak mungkin."

Yang lain membawa foto-foto orang yang terbunuh dalam protes sebelumnya dan Abdalla Hamdok, perdana menteri sipil yang menjadi tahanan rumah selama kudeta, dengan slogan: "Legitimasi datang dari jalan, bukan dari meriam."

Gambar protes di kota-kota termasuk Port Sudan, Kassala, Dongola, Wad Madani dan Geneina diposting di media sosial.

Pasukan keamanan dikerahkan secara besar-besaran di jalan utama, persimpangan, dan jembatan di seberang Sungai Nil ditutup, kata saksi mata.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU