Krisis Pangan, Taliban: Lembaga Bantuan Ingkari Janji Mereka Kepada Rakyat Afghanistan
Kompas dunia | 15 November 2021, 22:37 WIBKABUL, KOMPAS.TV - Pemerintahan Taliban di Afghanistan mengatakan krisis pangan di negara itu adalah "warisan" pemerintah sebelumnya.
Masyarakat internasional juga dinilai gagal memenuhi janji bantuan kepada rakyat Aghanistan untuk menjauhkan bantuan kemanusiaan dari politik, seperti dilansir France24, Senin (15/11/2021).
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sudah memperingatkan bahwa sekitar 22 juta warga Afghanistan atau setengah populasi negara itu akan menghadapi kekurangan pangan "akut" di bulan-bulan musim dingin karena efek gabungan dari kekeringan yang disebabkan oleh pemanasan global dan krisis ekonomi.
Hal tersebut diperparah oleh pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban yang berakibat dihentikannya bantuan kemanusiaan dari negara-negara Barat.
"Ada masalah yang sangat penting yang ditinggalkan sebagai warisan dari rezim sebelumnya, dan itu adalah kekurangan gizi," kata Wakil Menteri Kesehatan Abdul Bari Omar pada konferensi pers di Kabul, Senin.
"Bagaimana kami dapat menyediakan layanan jika sumber daya asing dibatasi dan organisasi internasional memotong bantuan?" kata Omar.
"Bank Dunia, Uni Eropa, dan USAID tidak memenuhi janji yang mereka buat sendiri kepada rakyat Afghanistan," sambungnya.
“Berbagai lembaga membuat komitmen kepada rakyat Afghanistan, dan membuat janji kepada ibu, anak, dan yang membutuhkan. Slogan mereka adalah menjauhkan layanan kesehatan dari politik, tetapi ketika perubahan (rezim) terjadi, sayangnya, mereka semua ternyata hanya bagian dari agenda politik,” tudingnya.
Baca Juga: Satu Juta Anak Afghanistan Terancam Meninggal karena Kelaparan dan Musim Dingin
Omar mengutip data Program Pangan Dunia (WFP) yang menunjukkan 3,2 juta anak Afghanistan di bawah usia lima tahun akan kekurangan gizi akut pada akhir tahun.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/France24