> >

Pemimpin APEC Bersepakat soal Vaksin Covid-19 tapi Tak Setuju AS Jadi Tuan Rumah Tahun 2023

Kompas dunia | 12 November 2021, 23:21 WIB
Peti kemas dimuat ke kapal untuk diekspor di Pelabuhan Lyttelton dekat Christchurch, Selandia Baru, Rabu, 3 Juni 2020. Selandia Baru menjadi tuan rumah forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) tahun ini, yang berpuncak pada pertemuan pemimpin pada Sabtu, 13 November 2021. (Sumber: AP Photo/Mark Baker)

WELLINGTON, KOMPAS.TV — Para pemimpin negara Lingkar Pasifik APEC setuju untuk melakukan semua yang mereka bisa untuk meningkatkan akses ke vaksin virus corona dan mengurangi emisi karbon. Tetapi, mereka gagal mencapai kesepakatan tentang apakah Amerika Serikat (AS) harus menjadi tuan rumah pembicaraan dalam waktu dua tahun ke depan, seperti yang dilansir Associated Press, Jumat (12/11/2021).

Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping termasuk di antara mereka yang ambil bagian dalam pertemuan secara daring 21 pemimpin negara-negara anggota APEC pada akhir forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik tahunan pada hari Sabtu ini, yang diselenggarakan secara virtual oleh Selandia Baru.

KTT APEC kali ini berfokus pada area di mana para pemimpin, yang negaranya sangat beragam kepentingan dan posisi, dapat menemukan titik temu.

Tetapi, kegagalan APEC untuk mendukung upaya AS menjadi tuan rumah KTT APEC 2023 menunjukkan perpecahan mendalam di bawah permukaan.

Pernyataan Gedung Putih usai pertemuan tidak membahas masalah tuan rumah KTT APEC 2023

Joe Biden malah berfokus pada upaya memperdalam kemitraan ekonomi di kawasan Pasifik dengan tujuan perdagangan yang adil dan terbuka. Ia juga mencatat AS telah mengirimkan 64 juta dosis vaksin ke negara-negara APEC.

Baca Juga: Di KTT APEC-ABAC, Presiden Jokowi Bicara Pemberdayaan UMKM untuk Pemulihan Ekonomi

Presiden Indonesia Joko Widodo berbicara melalui zoom dari Indonesia, Jumat, 12 November 2021 di KTT APEC. (Sumber: APEC 2021 via AP)

Sebuah pernyataan bersama oleh para pemimpin yang diperoleh The Associated Press sebelum rilis mengatakan, APEC percaya akses yang luas ke vaksin Covid-19 adalah prioritas.

“Karena tidak ada yang aman sampai semua orang aman, kami bertekad untuk memastikan imunisasi ekstensif rakyat kami terhadap Covid-19 sebagai barang publik global,” bunyi pernyataan itu.

Para pemimpin APEC mendukung upaya berbagi vaksin Covid-19 secara adil, memperluas pembuatan dan pasokan, termasuk transfer teknologi produksi vaksin.

Pernyataan itu juga mengatakan, APEC mendukung peningkatan perdagangan vaksin Covid-19 dan produk medis terkait, termasuk melalui prosedur bea cukai yang disederhanakan.

Keretakan yang dalam antara beberapa anggota APEC mencuat minggu ini oleh peringatan dari Xi agar tidak membiarkan ketegangan antar negara menyebabkan kembalinya mentalitas “Perang Dingin”, serta tarik menarik di belakang layar antara AS dan Rusia.

Seorang anggota delegasi Asia Tenggara, yang berbicara dengan syarat anonim karena tidak berwenang untuk membahas masalah tersebut secara terbuka, mengatakan, Rusia menolak mendukung AS menjadi tuan rumah pertemuan itu kecuali beberapa diplomatnya dikeluarkan dari daftar hitam, atau diizinkan masuk ke AS untuk berpartisipasi.

Anggota delegasi itu mengatakan, AS menolak tuntutan Rusia karena masalah yang melibatkan keamanan dianggap “tidak dapat dinegosiasikan.”

Baca Juga: Mata-mata Rusia Dituduh Curi Data Vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk Ciptakan Sputnik V

Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) melalui konferensi video di Moskow, Rusia, Jumat, 12 November 2021. (Sumber: Mikhail Metzel, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

Anggota delegasi itu menambahkan, China tetap diam atas tawaran AS. Pejabat AS juga tidak mau berkomentar.

APEC bekerja atas dasar konsensus, sehingga keberatan Rusia cukup untuk menggagalkan tawaran AS menjadi tuan rumah KTT APEC 2023, setidaknya untuk saat ini.

Di bidang kesepakatan lainnya, kelompok tersebut menekankan pentingnya Organisasi Perdagangan Dunia sebagai penengah aturan perdagangan.

APEC mengatakan mereka ingin melihat tanggapan pragmatis dan multilateral terhadap Covid-19 pada pertemuan tingkat menteri organisasi perdagangan dunia WTO akhir bulan ini.

APEC juga mengatakan perubahan iklim menimbulkan “tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya” bagi dunia.

“Kami mengakui perlunya tindakan mendesak dan konkret untuk transisi ke ekonomi global masa depan yang tahan iklim dan menghargai komitmen nol emisi atau netralitas karbon dalam hal ini,” bunyi pernyataan itu.

Secara keseluruhan, anggota APEC menyumbang hampir 3 miliar orang dan sekitar 60 persen dari produk domestik bruto (PDB) dunia.

Baca Juga: Kerap Berselisih, AS dan China Sepakat Perangi Perubahan Iklim di KTT Iklim COP26

Presiden China Xi Jinping menyampaikan pidato utama untuk KTT Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik APEC melalui video, dari Beijing pada Kamis, 11 November 2021. (Sumber: Xinhua via AP Photo)

Banyak negara di Asia menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan pengaruh China dan AS di bidang ekonomi dan geopolitik.

China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan dan bergerak untuk membangun kehadiran militer serta membangun pulau-pulau di beberapa daerah yang disengketakan saat menegaskan klaimnya.

Baik Taiwan dan China telah mengajukan untuk bergabung dengan Pakta Perdagangan Lingkar Pasifik, Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik. Beijing sendiri mengatakan akan memblokir tawaran Taiwan atas dasar pulau yang diperintah secara demokratis itu menolak bahwa mereka adalah bagian dari China Komunis.

Para pejabat mengatakan mereka membuat kemajuan yang signifikan selama sekitar 340 pertemuan pendahuluan.

Anggota APEC sepakat untuk mengurangi atau menghilangkan banyak tarif dan penahanan perbatasan pada vaksin, masker, dan produk medis lainnya yang penting untuk memerangi pandemi.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU