Pemimpin APEC Bersepakat soal Vaksin Covid-19 tapi Tak Setuju AS Jadi Tuan Rumah Tahun 2023
Kompas dunia | 12 November 2021, 23:21 WIBAnggota delegasi itu mengatakan, AS menolak tuntutan Rusia karena masalah yang melibatkan keamanan dianggap “tidak dapat dinegosiasikan.”
Baca Juga: Mata-mata Rusia Dituduh Curi Data Vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk Ciptakan Sputnik V
Anggota delegasi itu menambahkan, China tetap diam atas tawaran AS. Pejabat AS juga tidak mau berkomentar.
APEC bekerja atas dasar konsensus, sehingga keberatan Rusia cukup untuk menggagalkan tawaran AS menjadi tuan rumah KTT APEC 2023, setidaknya untuk saat ini.
Di bidang kesepakatan lainnya, kelompok tersebut menekankan pentingnya Organisasi Perdagangan Dunia sebagai penengah aturan perdagangan.
APEC mengatakan mereka ingin melihat tanggapan pragmatis dan multilateral terhadap Covid-19 pada pertemuan tingkat menteri organisasi perdagangan dunia WTO akhir bulan ini.
APEC juga mengatakan perubahan iklim menimbulkan “tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya” bagi dunia.
“Kami mengakui perlunya tindakan mendesak dan konkret untuk transisi ke ekonomi global masa depan yang tahan iklim dan menghargai komitmen nol emisi atau netralitas karbon dalam hal ini,” bunyi pernyataan itu.
Secara keseluruhan, anggota APEC menyumbang hampir 3 miliar orang dan sekitar 60 persen dari produk domestik bruto (PDB) dunia.
Baca Juga: Kerap Berselisih, AS dan China Sepakat Perangi Perubahan Iklim di KTT Iklim COP26
Banyak negara di Asia menghadapi tantangan untuk menyeimbangkan pengaruh China dan AS di bidang ekonomi dan geopolitik.
China mengklaim sebagian besar Laut China Selatan dan bergerak untuk membangun kehadiran militer serta membangun pulau-pulau di beberapa daerah yang disengketakan saat menegaskan klaimnya.
Baik Taiwan dan China telah mengajukan untuk bergabung dengan Pakta Perdagangan Lingkar Pasifik, Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik. Beijing sendiri mengatakan akan memblokir tawaran Taiwan atas dasar pulau yang diperintah secara demokratis itu menolak bahwa mereka adalah bagian dari China Komunis.
Para pejabat mengatakan mereka membuat kemajuan yang signifikan selama sekitar 340 pertemuan pendahuluan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press