> >

Krisis di Perbatasan Belarusia-Polandia Memanas, Ribuan Migran Terjebak, Politisi Saling Tuduh

Kompas dunia | 10 November 2021, 19:43 WIB
Polisi anti huru-hara dan petugas perbatasan Polandia berjaga di perbatasan Polandia-Belarusia untuk mencegah serbuan migran, Selasa (9/11/2021). (Sumber: Leonid Shcheglov/BelTA via Associated Press)

WARSAWA, KOMPAS.TV - Krisis migran di perbatasan Belarusia-Polandia semakin memanas. Pada Selasa (9/11/2021), Warsawa menambah jumlah aparat kepolisian anti huru-hara di perbatasan.

Sebelumnya, sekelompok migran berupaya menembus perbatasan yang dilindungi kawat berduri. Menurut laporan Associated Press, kini terdapat ribuan migran yang terjebak di perbatasan sebelah Belarusia.

Para migran tersebut berupaya memasuki negara-negara Uni Eropa (UE). Namun, mereka terjebak oleh penutupan perbatasan oleh Polandia.

Krisis ini memanas usai Polandia, Lituania, dan Lativa menuduh Belarusia mendorong ribuan migran untuk menyeberang ke negara-negara itu.

UE menuduh konsentrasi migran itu adalah tindakan sengaja oleh presiden otoriter Belarusia, Alexander Lukashenko. Sang presiden dituduh menggunakan migran sebagai bidak “serangan hibrida”.

Baca Juga: Jerman Selamatkan Kapal yang Ditumpangi 800 Migran

Lukashenko dituduh menggunakan migran untuk membalas sanksi yang dijatuhkan UE kepada Belarusia. Minsk disanksi karena menghadapi protes anti-Lukashenko dengan tindakan brutal.

Krisis politik di Belarusia menyusul pemilu 2020 yang dituduh dicurangi oleh Lukashenko. Ribuan orang telah dipenjara oleh rezim sejak protes pemilu tersebut.

Politisi saling tuduh, Lukashenko ancam konflik bersenjata

Polandia, yang didukung UE, menuduh krisis migran di perbatasan adalah ulah Rusia. Moskow dituding ingin mengganggu negara yang pernah “dikontrol” Uni Soviet tersebut.

“Harus ditekankan bahwa situasi keamanan di perbatasan timur kami sedang dilanggar secara brutal. Ini adalah situasi pertama dalam 30 tahun saat integritas perbatasan kami diuji,” kata Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki

Polandia sendiri mewaspadai kemungkinan serbuan migran kembali. Per Selasa (9/11) malam waktu setempat, Warsawa menyebut situasi perbatasan cukup tenang.

Sekelompok migran asal Timur Tengah bersama anak kecil di kamp pengungsian sementara di perbatasan Polandia-Belarusia, Selasa (9/11/2021). Pada Senin (8/11), para migran berusaha menembus perbatasan Polandia tetapi dipukul mundur. Kini, kondisi para migran di kamp dilaporkan memprihatinkan. (Sumber: Leonid Shcheglov/BelTA via Associated Press)

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU