> >

Sudan Memanas Tentara Tembakkan Gas Air Mata, Demonstran: Militer, Mereka seperti Hewan

Kompas dunia | 8 November 2021, 06:39 WIB
Rakyat Sudan memasang barikade dalam demonstrasi pembangkangan nasional yang ditanggapi tentara secara repesif dengan menembakkan gas air mata. (Sumber: P Photo/Marwan Ali)

KHARTOUM, KOMPAS.TV - Kondisi Sudan kian memanas setelah tentara menembakkan gas air mata ke arah demonstran pro-demokrasi di Khartoum, Minggu (7/11/2021).

Guru yang mengambil bagian dalam salah satu demonstrasi ditangkap oleh tentara.

Semalaman para demonstran membarikade diri pada hari pertama dari rencana dua hari pembangkangan sipil yang direncanakan.

Seperti dikutip dari BBC, mereka meminta pemerintah militer mundur dan memungkinkan transisi damai ke pemerintahan sipil.

Demonstrasi terjadi ketika mediator Liga Arab tiba di Khartoum untuk melakukan pembicaraan guna mencoba meredakan krisis di negara tersebut.

Kisruh di Sudan terjadi setelah militer melakukan kudeta dan menangkap Perdana Menteri Abdalla Hamdok.

Saat ini Hamdok masih berada dalam tahanan rumah, dan menghadapi tekanan dari militer untuk berkooperasi dengan mereka.

Bulan lalu, Pemimpin Kudeta, Jenderal Abdel Fattah al-Burhan membubarkan Angkatan perang sipil dari perjanjian berbagi kekuasaan pemerintrah,

Mereka juga menangkap para pemimpin sipil dan mendeklarasikan negara dalam kondisi gawat.

Gangguan internet telah membuat beberapa orang tak menyadari aksi pembangkangan sipil.

Tetapi, para guru kemudian melakukan protes di dekat Kementerian Pendidikan.

“Kami mengorganisir sikap diam terhadap keputusan Burhan di luar kementerian pendidikan,” ujar Mohamed al-Amin, guru Geografi kepada AFP.

“Polisi kemudian datang dan menembakkan gas air mata kepada kami, meski kami hanya berdiri di jalan dan merentangkan spanduk,” ujarnya.

Di utara Khartoum, pasukan keamanan berpatroli menggunakan pentungan dan gas air mata.

Saat ini, korban kekerasa militer dirawat di Rumah Sakit Swasta Royal Care, Khartoum.

Salah satunya Muhayed Faisal, ditembak dua kali di kaki saat demonstrasi.

“Saya ditembak dengan dua orang lainnya. Tak ada tembakan peringatan, mereka hanya langsung menembak,” ujarnya.

“Militer, mereka seperti hewan. Mungkin binatang lebih baik,” katanya.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : BBC


TERBARU