> >

Taliban Desak Pencairan Cadangan Devisa Mereka yang Ditahan dan Dibekukan Amerika Serikat dan Eropa

Kompas dunia | 29 Oktober 2021, 21:24 WIB
Sekitar satu juta anak di Afghanistan terancam mengalami kekurangan gizi akut dan meninggal pada tahun ini. Pemerintah Taliban mendesak dunia untuk melepaskan miliaran dollar AS cadangan devisa bank sentral mereka. (Sumber: AP Photo/Felipe Dana)

FRANKFURT, KOMPAS.TV - Pemerintah Taliban Afghanistan mendesak dunia untuk melepaskan miliaran dolar AS cadangan devisa bank sentral Afghanistan ketika negara yang dilanda kekeringan itu menghadapi krisis uang tunai, kelaparan massal, dan krisis migrasi baru.

Afghanistan memarkir aset miliaran dolar di luar negeri di Federal Reserve Bank Amerika Serikat dan bank sentral lainnya di Eropa, tetapi dana itu dibekukan sejak Taliban menggulingkan pemerintah yang didukung Barat Agustus lalu.

Seorang juru bicara Kementerian Keuangan Afghanistan mengatakan, pemerintahan mereka akan menghormati hak asasi manusia, termasuk pendidikan perempuan, saat dirinya mencari dana segar di luar bantuan kemanusiaan yang katanya hanya menawarkan "bantuan kecil".

Di bawah pemerintahan Taliban tahun 1996-2001, sebagian besar wanita tidak mendapatkan pekerjaan yang dibayar dan pendidikan, serta mereka harus menutupi wajah dan ditemani oleh kerabat laki-laki ketika meninggalkan rumah.

"Uang itu milik negara Afghanistan. Berikan saja uang kami sendiri," kata Juru Bicara Kementerian Keuangan Ahmad Wali Haqmal, seperti dilansir Straits Times, Jumat, (29/10/2021).

"Membekukan uang ini tidak etis dan bertentangan dengan semua hukum dan nilai internasional."

Seorang pejabat tinggi bank sentral Afghanistan meminta negara-negara Eropa termasuk Jerman untuk melepaskan bagian mereka dari cadangan untuk menghindari keruntuhan ekonomi yang dapat memicu migrasi massal ke Eropa.

"Situasinya putus asa dan jumlah uang tunai berkurang," kata Shah Mehrabi, anggota dewan Bank Sentral Afghanistan. "Ada cukup sekarang... untuk menjaga Afghanistan sampai akhir tahun."

Dia menambahkan, "Eropa akan terkena dampak paling parah jika Afghanistan tidak mendapatkan akses ke uang ini."

"Rakyat akan mendapat pukulan ganda karena tidak dapat menemukan roti dan tidak mampu membelinya. Orang-orang akan putus asa. Mereka akan pergi ke Eropa."

Baca Juga: China Desak Bank Dunia dan IMF Cairkan Dana Pembiayaan Afghanistan

Warga Afghanistan mengeluhkan kenaikan harga bahan bakar dan gas di negara itu. Pemerintah Taliban mendesak dunia untuk melepaskan miliaran dollar AS cadangan devisa bank sentral mereka. (Sumber: Ariana News)

Seruan untuk bantuan datang ketika Afghanistan menghadapi keruntuhan ekonominya yang memang sudah rapuh. Kepergian pasukan pimpinan AS dan banyak donor internasional membuat negara itu kehilangan dana hibah yang membiayai tiga perempat belanja publik.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Straits Times


TERBARU