KTT ASEAN Ditutup, Sultan Brunei Tegaskan Myanmar Tetap Bagian Integral ASEAN
Kompas dunia | 29 Oktober 2021, 08:09 WIBKUALA LUMPUR, KOMPAS.TV — Sultan Brunei mengatakan pada Kamis bahwa Myanmar tetap menjadi bagian integral dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ASEAN.
Junta militer Myanmar pun diharapkan akan bekerja dengan utusan ASEAN untuk meredakan krisis politik yang dipicu kudeta militer Februari lalu, seperti dilansir Associated Press, Kamis, (28/10/2021).
Sultan Hassanal Bolkiah, yang memimpin KTT online tiga hari yang diselenggarakan oleh ASEAN yang juga melibatkan para pemimpin dunia lainnya, mengatakan, blok 10 anggota itu akan mendukung Myanmar dan terus memberikan bantuannya meskipun melarang pemimpin militernya hadir di KTT.
“Myanmar adalah bagian integral dari keluarga ASEAN dan keanggotaan mereka tidak dipertanyakan,” katanya kepada wartawan di Bandar Seri Begawan pada akhir KTT, setelah ditanya mengapa ASEAN tidak mengambil tindakan lebih keras terhadap Myanmar, termasuk kemungkinan pengusiran.
ASEAN melarang pemimpin militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, dari mewakili negaranya di KTT, dalam teguran paling keras sejak kudeta pemimpin sipil Aung San Suu Kyi.
Langkah keras itu datang setelah seorang utusan ASEAN dicegah bertemu Suu Kyi dan tahanan politik lainnya sebagai bagian dari dialog yang diusulkan untuk meredakan krisis, di mana pasukan keamanan diperkirakan telah menewaskan hampir 1.200 warga sipil. Junta militer mengklaim jumlah kematian yang lebih rendah.
ASEAN menawarkan untuk menerima perwakilan non-politik dari Myanmar di KTT tersebut, tetapi negara tersebut memutuskan untuk tidak berpartisipasi.
“Untuk pertemuan ini, kami telah memberi Myanmar ruang sambil memegang teguh prinsip-prinsip yang diabadikan dalam piagam ASEAN termasuk prinsip non-intervensi. Hanya rakyat Myanmar yang dapat sepenuhnya menyelesaikan situasi internal mereka,” kata Sultan Brunei.
“ASEAN akan selalu ada untuk Myanmar dan kami terus menawarkan bantuan kami,” katanya.
Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Kecam Junta Militer Myanmar di KTT ASEAN, Desak Demokrasi Pulih Kembali
Blok tersebut telah mendesak Myanmar untuk memberikan utusannya, Menteri Luar Negeri Kedua Brunei Erywan Yusof, akses penuh ke semua pihak dan untuk membebaskan tahanan politik.
Myanmar bersikeras bahwa utusan tersebut tidak dapat bertemu dengan Suu Kyi dan beberapa orang lainnya karena mereka menghadapi tuntutan pidana.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah
Sumber : Kompas TV/Associated Press